Lihat ke Halaman Asli

Khairu Syukrillah

Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Puisi | Doa Sang Pendosa

Diperbarui: 19 April 2020   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pri

Pekikan, teriakan, dentuman dan bahkan makian yang sangat keras sekalipun tak mampu terdengarkan akibat kehaluan. 

Langkah demi langkah yang tertitah juga terus dilaju demi sebuah pembuktian akan sebuah rasa dan asa yang dilakukan senyap diam tak berbayang. 

Walau terkadang sesaat menjerit tanpa suara lantanh yang mempertanyakan tentang sebuah keadilan Tuhan. 

Masih adakah keadilan itu? 

Ah, sudahlah, waktu yang akan menjawab, sembari menampar hati dengan sebuah kalimat-kalimat penampar khas dari sang ahli pikir. 

Kata 'kenapa' yang terus tertanam, kini akan dicoba untuk terus dibuang demi sebuah kedamaian tanpa dalil. 

Sembari terus berprasangka bahwa Tuhan lebih sangat bangga terhadap doa dari seorang pendosa dari pada dzikirnya sosok sombong sang penyombong. 

Brebes, 19 April 2020

KBC-24 | Kompasianer Brebes




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline