Lihat ke Halaman Asli

Khairu Syukrillah

Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Puisi | Lentera Itu Meredup

Diperbarui: 10 Maret 2020   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pri

Disudut ruangan yang gelap, sayup-sayup terdengar desis sang penguasa malam yang tak pernah nampak diwaktu siang.

Sejalan dengan denting jam kuno disudut ruang berkursi kayu tak berpenghuni. Tiba-tiba sang lentera tak berkawan pun mulai meredup tak lagi bercahaya tajam.

Hilir mudik suara penguasa malam menghibaskan sayap tanpa teriakan juga mengiring jalannya sang malam.

Disudut kursi, senar gitar tak bertuan pun ikut membisu tanpa nada, yang biasanya ramai ketika menikmati sepi, kini sepi dengan keramaian tanpa suara.

Lentera itu mulai redup kawan, lentera itu tidak mati, namun tidak bercahaya dalam gelap. Lentera yang biasa tajam benderang, kini sayu lesu bagaikan suara lantang yang membisu.

Lentera itu meredup kawan.

Brebes, 10 Maret 2020

KBC-24 | Kompasianer Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline