Disudut ruangan yang gelap, sayup-sayup terdengar desis sang penguasa malam yang tak pernah nampak diwaktu siang.
Sejalan dengan denting jam kuno disudut ruang berkursi kayu tak berpenghuni. Tiba-tiba sang lentera tak berkawan pun mulai meredup tak lagi bercahaya tajam.
Hilir mudik suara penguasa malam menghibaskan sayap tanpa teriakan juga mengiring jalannya sang malam.
Disudut kursi, senar gitar tak bertuan pun ikut membisu tanpa nada, yang biasanya ramai ketika menikmati sepi, kini sepi dengan keramaian tanpa suara.
Lentera itu mulai redup kawan, lentera itu tidak mati, namun tidak bercahaya dalam gelap. Lentera yang biasa tajam benderang, kini sayu lesu bagaikan suara lantang yang membisu.
Lentera itu meredup kawan.
Brebes, 10 Maret 2020
KBC-24 | Kompasianer Brebes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H