Lihat ke Halaman Asli

Khairu Syukrillah

Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Teriakan Bisu

Diperbarui: 1 Februari 2020   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Teriakan | Pixabay

Lantang bagaikan dentuman meriam tua, bergemuruh tak bersuara.

Lantang bagaikan teriakan macan rimba yang bisu.

Lantang bagaikan gemuruh tanpa angin tanpa mendung.

Semua teriakan, lantang disuarakan, namun tak ada satupun teriakan yang dapat didengarkan. Tak ada satupun  teriakan yang dapat terdengar. Dan tak ada satupun teriakan yang berbau kebisingan. Teriakan tanpa kata, ibarat si bisu tanpa tangan tanpa isyarat.

Semuanya hilang tanpa jejak, hilang tanpa kata, hilang tanpa kehilangan, dan semuanya hilang tanpa ada teriakan yang terdengar.

Wahai sang dewa kekuasaan, seperti itukah kuasamu dalam membungkam kaum yang bukan dari para kaum kekuasaan? 

Tidak, tidak seperti itu kawan. Tidak ada yang dapat membisukan teriakan-teriakan kaum si bisu. Karena sesungguhnya teriakan si bisu lebih lantang dari kucing kota, bahkan lebih lantang dari sang raja rimba.

Saatnya bangkit, saatnya berteriak sebenar-benarnya berteriak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline