Lihat ke Halaman Asli

Ini Umroh Ajaib, Mbak, Kalau Bukan Allah yang Memberangkatkan, Enggak Akan Bisa

Diperbarui: 4 April 2017   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14206482312147460498

[caption id="attachment_389327" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: arisuparli.wordpress.com"][/caption]

Sebut saja namanya Mas Wawan. Kami mulai berteman mungkin sejak akhir tahun 2008-an. Saya lebih tua darinya kurang lebih 1,7 tahun. Dulu ia memanggil saya Ibu Nisa, tapi lama kelamaan ia mulai bisa memanggil saya Mbak Iis...

Banyak hal yang sering saya dan Mas Wawan diskusikan. Kalau saya diminta mendiskripsikan dirinya, ada 5 hal yang bisa saya utarakan tentang dirinya: Sering menyanjung istrinya. Mencintai anak-anaknya. Berbakti pada Ayah Ibunya. Memiliki hati yang terpaut pada Mesjid dan majelis. Berkeinginan kuat ke Tanah Suci.

Mas Wawan termasuk dari sedikit orang yang pernah saya temui yang bila menceritakan hasratnya untuk pergi ke Tanah Suci tampak menggebu-gebu. Wajahnya begitu bersinar bila menceritakan betapa ia meyakini Allah pasti akan mengabulkan doanya suatu saat nanti...

Mas Wawan sudah mendaftar haji insya Allah tahun 2013 lalu. Tapi ia dan istrinya harus menunggu mungkin sekitar 11 tahun untuk bisa pergi haji. Sebelumnya, ia sempat resah karena merasa tak mampu membayar biaya pendaftaran haji. Tapi lambat laun ia sangat percaya bahwa Allah pasti akan membereskan masalah keuangannya itu...

Senin lalu, ia mengirimkan pesan pendek via BBM ke saya. “Mohon doanya ya, Mbak. Minta maaf juga bila selama ini saya ada salah...”.

“Kapan berangkat?” tanya saya.

“Insya Allah Jumat ini,” jawabnya.

“Gimana ceritanya kok tiba-tiba sudah mau pergi umroh? 9 hari ya? Wah, Allah kalau berkehendak ya... Mas Wawan duluan nih yang menginjak Tanah Suci daripada saya,” komentar saya.

“Ini umroh ajaib, Mbak. Kalau bukan Allah yang memberangkatkan, enggak akan bisa... Sebelum umroh saja, saya sudah mendapat banyak pelajaran iman. Sampai sekarang rasanya kayak belum percaya...” jawabnya.

“Saya percaya. Wong sering kita enggak meminta, hanya membatin saja, Allah mengabulkan. Apalagi yang minta dengan lisan dan sepenuh hati. Selamat ya mau bertamu ke Rumah Allah. Saya tidak minta oleh-oleh, hanya minta titip doa..........................” sahut saya panjang lebar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline