Lihat ke Halaman Asli

Khairunnisa Faradina Elnoor

Seorang Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Airlangga

Profesi Mulia dengan Beban Berat: Mengapa Dokter Hewan Rentan terhadap Masalah Mental?

Diperbarui: 15 Desember 2024   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Dokter Hewan (Sumber : Freepik)

Dokter hewan adalah salah satu profesi dengan tanggung jawab besar dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan.  Dokter hewan  dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan klinis yang memadai, mereka juga diharapkan memiliki empati yang tinggi untuk memahami kondisi pasien dan merangkul perasaan pemiliknya.

Banyaknya tuntutan profesional yang dihadapi, sering kali membuat kondisi kesehatan mental dokter hewan terabaikan. Berbagai studi menunjukkan bahwa dokter hewan memiliki risiko tinggi mengalami stres berkepanjangan, burnout, bahkan sampai terkena gangguan mental serius, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Oleh karena itu, artikel ini akan mengupas tuntas berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan mental dokter hewan, serta mengungkapkan solusi-solusi praktis untuk tetap menjaga keberlanjutan profesi dan kualitas hidup mereka.

Krisis Penghargaan: Apakah Profesi Dokter Hewan Dihargai Secara Layak?

Menjadi dokter hewan merupakan impian banyak orang, terutama bagi mereka yang mencintai hewan. Profesi ini memungkinkan seseorang untuk bekerja sambil berinteraksi langsung dengan hewan-hewan kesayangan, seperti anjing dan kucing. Meskipun profesi dokter hewan kerap dianggap bergengsi dan banyak diminati, apakah benar mereka yang menekuni profesi ini merasa puas dan bahagia terhadap profesinya? Data terbaru mengungkapkan realita yang cukup mengejutkan di balik layar kehidupan para dokter hewan.

lustrasi burnout/depresi (Sumber : Pexels/Liza Summer) 

Berdasarkan laporan Australian Associated Press pada peringatan Hari Dokter Hewan Dunia yang bertema World Veterinary Day pada 27 April 2024, salah satu perusahaan farmasi di Jerman, Boehringer Ingelheim, merilis hasil survei yang melibatkan 1.056 dokter hewan dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Prancis, Brasil, dan Jerman. Survei ini bertujuan untuk menggali seberapa besar rasa penghargaan yang dirasakan oleh dokter hewan dari pemilik hewan terhadap profesi mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya 49% dari 1.056 dokter hewan yang merasa profesi mereka dihargai secara umum.

Selain itu, sebuah penelitian lain yang membahas kondisi kesehatan mental dokter hewan juga dilaporkan melalui artikel yang diunggah oleh website resmi Royal Canin. Artikel tersebut menyebutkan tingkat kesejahteraan kerja para dokter hewan di Amerika Serikat. Dari survei yang dilakukan di dua kongres dokter hewan, ditemukan bahwa 35% dokter hewan di Amerika Serikat memiliki kepuasan kerja yang rendah, 59% mengalami stres traumatik yang cukup parah, dan 70% dokter hewan mengalami burnout dalam 12 bulan terakhir.

Compassion Fatigue dan Burnout: Musuh dalam Selimut bagi Dokter Hewan

Compassion fatigue (kelelahan empati) dan burnout (kelelahan mental) adalah tantangan berat yang sering dialami oleh dokter hewan. Setiap hari, mereka menghadapi penderitaan pasien dan ekspektasi tinggi pemilik hewan, yang meningkatkan risiko kelelahan fisik dan mental. Faktor utama yang memicu kondisi ini meliputi:

1. Beban kerja berlebih

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline