FOLU Net Sink (Forest and Other Land Use Net Sink) adalah konsep yang mengacu pada strategi untuk mengurangi emisi karbon melalui pengelolaan hutan dan lahan lainnya. FOLU Net Sink berfokus pada memastikan bahwa sektor penggunaan lahan, yang mencakup hutan, lahan pertanian, padang rumput, dan lahan basah, mampu menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan ke atmosfer. Kebijakan ini merupakan wujud komitmen serius Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dan mengatasi perubahan iklim serta dampak yang ditimbulkannya.
FOLU memainkan peran penting dalam upaya global untuk mengurangi emis gas rumah kaca (GRK) dan memitigasi perubahan iklim. Berikut beberapa cara FOLU berkontribusi dalam penyerapan karbon dan perannya dalam mitigasi perubahan iklim
1. Penyerapan Karbon oleh Hutan
Melalui fotosintesis, pohon dan tumbuhan hutan menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya sebagai biomassa. Reforestasi meningkatkan jumlah pohon dan memperluas area hutan, sehingga meningkatkan kapasitas penyerapan karbon secara keseluruhan.
2. Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
Mengintegrasikan praktik penebangan dan pengelolaan kebakaran hutan merupakan langkah penting dalam upaya menjaga kelestarian hutan dan mengurangi risiko kebakaran yang merusak.Penebangan hutan berkelanjutan untuk memanfaatkan sumber daya hutan, dikombinasikan dengan pemadaman kebakaran yang efektif untuk melindungi ekosistem, memungkinkan hutan berfungsi secara optimal untuk menopang kehidupan dan memitigasi perubahan iklim global.
3. Perlindungan dan Restorasi Ekosistem
Lahan gambut dan lahan basah adalah ekosistem kunci dalam upaya mitigasi perubahan iklim karena kemampuan luar biasa mereka dalam menyerap dan menyimpan karbon. Lahan gambut menyimpan sejumlah besar karbon dalam bahan organik yang terakumulasi, sementara lahan basah menyerap karbon dalam biomassa vegetasi dan tanahnya serta menyediakan fungsi pengendalian banjir dan penyaringan air.
4. Pengurangan Deforestasi dan Degradasi Lahan
Mengintegrasikan langkah-langkah konservasi hutan ke dalam pengelolaan lahan berbasis masyarakat merupakan langkah strategis menuju pencapaian keberlanjutan lingkungan dan sosial. Dengan memanfaatkan kekuatan keduanya, kita dapat melindungi ekosistem penting, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, dan secara signifikan mengurangi emisi karbon dan dampak perubahan iklim di seluruh dunia.
5. Peran Teknologi dan Kerjasama Internasional
Pemanfaatan teknologi dan kolaborasi global adalah dua elemen kunci yang saling melengkapi dalam strategi FOLU untuk mitigasi perubahan iklim. Teknologi modern memungkinkan pemantauan, pengelolaan, dan restorasi yang lebih efektif, sementara kolaborasi global memastikan bahwa pengetahuan dan sumber daya dapat dibagikan secara luas.
Meskipun FOLU Net Sink memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi karbon dan memperbaiki kesehatan lingkungan global, ada beberapa keterbatasan dan tantangan yang perlu diatasi. Penerapan FOLU Net Sink menghadapi tantangan besar seperti deforestasi, degradasi lahan, dan kebijakan yang tidak efektif.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi yang mencakup penegakan hukum yang lebih kuat, keterlibatan masyarakat, kerja sama internasional, dan penggunaan teknologi canggih.
Melalui upaya bersama, kita dapat menerapkan strategi FOLU Net Sink untuk mengurangi emisi CO2 dan secara efektif mendukung mitigasi perubahan iklim.