Lihat ke Halaman Asli

KHAIRUNNISA SY

Dosen di Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Teladan Bagi Negarawan Muda

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apa itu negarawan?

Apabila diartikan dalam arti yang sempit, negarawan adalah seorang pemimpin. Padahal sejatinya lebih dari itu, tidak semua pemimpin layak disebut sebagai negarawan. Dalam ensiklopedia melalui Sudarsono dijelaskan bahwa negarawan atau statesman is usually a politician or other notable figure of state who has had a long and respected career in politics at national and international level. Negarawan biasanya merujuk pada seorang politisi atau figur lain yang memiliki karir yang mumpuni dan berkelanjutan baik di tingkat nasional maupun internasional. Dari defenisi tersebut dapat dilihat bahwa kenegarawanan dilihat dari kacamata politik.

Kepemimpinan politik yang memiliki jiwa negarawan tentu berkaitan dengan komitmen kebangsaan dan kengearaan. Disini juga terlihat sangat jelas, bahwa negarawan merupakan kata sifat, bukanlah jabatan tertentu. Setiap orang pastilah bisa menjadi pemimpin, tapi  bagaimana setiap pemimpin itu bisa melekatkan sifat-sifat kenegarawanan pada dirinya sehingga bukan hanya menjadi pemimpin secara struktural atau dalam arti lain pimpinan, tapi benar -benar menjadi pemimpin yang memimpin dan mengayomi serta memikirkan nasib orang lain(Sudarsono, 2010).

Negarawan Berbeda dengan Politisi

Apakah yang membedakan antara seorang negarawan dengan seorang politisi? Apakah dengan menajadi politisi sudah bisa dikatakan sebagai seorang negarawan? Ternyata jawabannya tidak.

Thomas Jefferson mempunyai definisi yang sangat bagus mengenai perbedaan antara politikus dan negarawan. Menurutnya, politikus memikirkan pemilihan yang akan datang, sementara negarawan memikirkan generasi yang akan datang. Politikus senantiasa menyibukkan dirinya dengan pertanyaan 3W 1H, sedangkan seorang negarawan menanyakan pertanyaan yang berbeda, karena hanya ada dua hal yang penting bagi negarawan yaitu “Why” dan “Where” (2W).
Why adalah pertanyaan yang berfokus ke arah dalam, yaitu hati. Pertanyaan ini adalah yang terpenting yang harus ditanyakan seorang pemimpin ketika ia melangkah. Mengapa ia ingin memimpin? Apa yang menjadi motivasi terbesarnya dalam menjadi pemimpin? Mengapa ia berjuang sekuat tenaga dan sangat bersungguh-sungguh untuk semua ini? Seorang pemimpin akan melakukan pertanyaan “Why” secara terus-menerus. Hal ini layaknya sebuah alat (roof) dalam manajemen yang disebut “Why 5 Times”. Maksudnya adalah untuk bisa menemukan akar dari segala masalah, ia harus menanyakan “mengapa” sebanyak lima kali dan biasanya jawaban kelima atas pertanyaan “mengapa” itulah yang merupakan jawabannya yang sesungguhnya. Jawaban untuk pertanyaan “mengapa” yang kelima tersebutlah yang menjadi alasan utamanya dalam memutuskan sesuatu.

Pertanyaan penting yang kedua adalah “Where”. Pertanyaan ini adalah pertanyaan mengenai visi atau tujuan. Kemana ia akan menuju? Ke arah mana ia akan berjalan bersama untuk mencapai apa yang ia cita-citakan? Visi itu menjelaskan tentang “Doing the right things” (melakukan hal yang benar). Oleh karena itu, bukan sekedar “doing things right” (melakukan dengan benar).

Seorang negarawan adalah seseorang yang melakukan hal yang benar, dan bukan sekadar melakukan sesuatu dengan benar. Perhatian seorang negarawan adalah pada arah perjalanan negara, ia tidak tertarik dengan kepentingan sesaat, yang berjangka pendek, yang bisa menjerumuskan negara dalam kesulitan apalagi sampai terperosok di masa depan. Adanya seorang negarawan adalah sebagai penyelemat negara agar menjadi negara yang lebih baik di masa depan (Roswati, 2014)

TokohNegarawan Indonesia

Negarawan yang patut diteladani adalah tokoh yang mendahulukan kepentingan bersama masyarakat, bangsa dan negaranya daripada kepentingan golongan, partai, ras, suku dan kelompok agamanya, tanpa pembatasan tingkatan jabatan. Selain itu, negarawan lebih memilih bicara the next generation daripada bicara the next position(Anonim, 2014). Salah satu tokoh negarawan Indonesia adalah Muhammad Natsir. Beliau dikenal sebagai negarawan ataupun sebagai tokoh pergerakan islam pada saat sebelum dan sesudah Indonesia Merdeka. Ia merupakan tokoh Indonesia yang paling sederhana sepanjang masa.

Semasa hidup Muhammad natsir memiki kiprah tidak hanya dibidang politik saja tetapi juga dibidang pendidikan dan dakwah. Kiprah beliau dibidang politik, menurut Yusril Ihza Mahendra dalam buku “M. Natsir di Panggung Sejarah Republik”, Beliau adalah penyelamat NKRI. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentukmelalui cara mempersatukan kembali Negara-negara bagian RIS yang dibentuk Van Mook ke dalam NKRI melalui “Mosi Integral” yang ditanda-tangani oleh semua ketua fraksi di dalam parlemen. Strategi Natsir yang elegan itu, oleh Moh. Roem disebut sebagai pengembalian ke NKRI yang bermartabat dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan proses pengembalian ke NKRI yang ditempuh Natsir sangat luar biasa. Persatuan ini terbentuk bukan akibat Negara-negara bagian yang menggabungkan diri dengan Republik Indonesia asli, tapi semua Negara bagian itu bersama-sama dibubarkan dan mereka bersama-sama mendirikan Negara kesatuan.

Sabam Sirait juga mengatakan dalam buku “M. Natsir di Panggung Sejarah Republik” bahwa sewaktu muda Muhammad Natsir banyak menulis dan memimpin penerbitan-penerbitan terutama majalah (literature) Islam. Natsir pernah menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), anggota DPR, Badan pekerja KNIP (BK KNIP), pernah menjadi Menteri, bahkan menjadi Perdana menteri Republik Indonesia (Ramadhon, 2015).

Selanjutnya Kontribusi Muhammad Natsir di bidang keilmuan dan pendidikan diwujudkannya dengan usaha untuk mendirikan beberapa universitas Islam. Ada sembilan kampus yang Muhammad Natsir dirikan, seperti Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Islam Bandung, Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Riau, Universitas Ibn Khaldun Bogor, dan sebagainya(Ramadhon, 2015).

Muhammad Natsir juga berkiprah dalam dunia dakwah. Sejarah Islam yang merupakan sejarahamar ma’ruf nahi munkaratau dakwah adalah semangat yang menuntun dan menjadikan Muhammad Natsir aktif dalam menyebarkan dakwah Islam. Beliau sadar bahwa dengan dakwahlah Islam akan tersebar ke seluruh penjuru negeri. Sebagaimana dikatakan oleh Adian Husaini dalam bukunya yang berjudul “Virus liberalisme di perguruan tinggi” bahwa kiprah Muhammad Natsir dalam dakwah ditandai dengan aktifnya beliau di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Muhammad Natsir mulai melakukan pembinaan intelektual melalui tiga jalur strategis, yaitu kampus, masjid, dan pesantren. Dari berbagai masjid kampus yang didirikan, Natsir berhasil melakukan kaderisasi kaum intelektual. Tahun 1984, Natsir tercatat sebagai Ketua badan Penasehat Yayasan Pembina Pondok Pesantren Indonesia. Kemudian, tidak heran jika beliaupun termasuk pelopor berdirinya berbagai pesantren tinggi (Ma’had ‘Aliy) di Indonesia. Selain itu, Muhammad Natsir pun aktif berdakwah melalui tulisan-tulisannya. Dan salah satu surat kabar yang menerbitkan tulisan-tulisan Natsir dan beliau pun bekerja di dalamnya adalah majalah Pembela Islam(Ramadhon, 2015).

Muhammad natsir adalah negarawan yang berkerja secara totalitas membangun bangsa dan professional. Dengan sikapnyanya yang sederhana namun tidak dengan kapasitas intelektualnya. Dengan segala ilmu yang beliau memiliki beliau bisa membuat Indonesia bertransformasi. Beliaulah tokoh dibalik terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau adalah seorang pemimpin yang terkadang memiliki perbedaan pandangan, tapi tidak menghilangkan perbedaan itu sebagai perbedaan pribadi. Ini merupakan salah satu sikap Muhammad Natsir yang bisa diteladani.

Mengapa adanya negarawan itu sangat penting?

Lahirnya negarawan-negarawan muda di zaman seperti sekarang sangatlah penting. Apalagi dalam dunia yang semakin berkembang pesat, dimana banyak orang menjadi lebih egois dengan hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib bangsa. Ada banyak cara untuk menjadi negarawan. Dimulai dimana kita berada, dengan apa yang kita punya bisa menjadi modal untuk menjadi seorang negarawan. Istilah negarawan tidak hanya disematkan pada sosok yang memiliki jabatan, asalkan seseorang mau bergerak dan bertindak demi kepentingan bangsa dan negara maka ia layak disebut sebagai negarawan.

Seorang mahasiswa adalah harapan bangsa ini dan sekelompok mahasiswa yang berjiwa bak seorang negarawan merupakan ujung tombak bagi kemajuan negara ini. Mahasiswa merupakan orang-orang yang akan memiliki kecerdasan intelektual yang baik. Oleh karena itu, mahasiswa yang negarawan adalah harapan terbaik bagi bangsa, harapan terbaik untuk Indonesia. Dengan menjadikan satu tokoh saja seperti Muhammad natsir, maka bisa kita jadikan teladan untuk membangun sifat negarawan. Kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang pernah beliau perjuangkan dan meneruskan kembali semangat beliau untuk membangun negeri yang sesuai dengan zaman kita sekarang.

Pecayalah bahwa untuk memajukan bangsa dan negara, Indonesia membutuhkan negarawan-negarawan yang siap mati untuk memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Hanya dengan kesadaran dan keikhlasan warga negaranya, khususnya masahasiswa, yang mampu menjadikan Indonesia lebih baik dengan perjuangannya. Melalui hal-hal yang sederhana, misalnya dengan mewakafkan dirinya untuk ikut mencerdaskan anak-anak didaerah tempat tinggalnya, apabila mahasiswa tersebut berkontribusi dengan sepenuh hati maka ia layak disebut sebagai negarawan. Dengan bergerak memberikan hal-hal kecil dan sederhana yang kita bisa, dimulai dari dimana kita berasal dan apa yang kita punya.

Tanamkan sifat negarawan dan ciptakan perubahan!

Daftar Pustaka

Anonim. 2014. Tokoh negarawan. http://www.tokohindonesia.com/publikasi/article/322-opini/432-tokoh-negarawan
Anonim. 2014. Biografi Mohmmad Natsir-Pahlawan Indonesia.http://kolom-biografi.blogspot.com/2014/01/biografi-Muhammad-natsir-pahlawan.html

Husaini, A. (2012).Pendidikan Islam: Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab.(N. Hidayat, Ed.) Depok: Cakrawala Publishing.

Husaini, A. (2009).Virus Liberalisme di Perguruan Tinggi Islam.(I. Satria, Ed.) Depok: Gema Insani.

Panitia Peringatan Refleksi Seabad M. Natsir. (2008).M. Natsir di Panggung Sejarah Republik. (L. Hakiem, Ed.) Jakarta: Republika

Rais, A. (2004).Hubungan Antara Politik dan Dakwah: Berguru Kepada M. Natsir.(L. Nihwan, Ed.) Bandung: Mujahid.


Ramadhon, Fajar. 2015. Sosok Muhammad Natsir.
http://www.dakwatuna.com/2015/02/03/63446/sosok-Muhammad-natsir/#ixzz3SalSSerl

Roswati, Sri. 2014. Indonesia Butuh Banyak Negarawan dan Bukan Politikus. http://www.tempokini.com/2014/05/indonesia-butuh-banyak-negarawan-dan-bukan-politikus/ diakses pukul 23.02 WIB 3 Februari 2015

Sudarsono, Amin. 2010.  Ijtihad Membangun Basis Gerakan. Jakarta: Muda Cendekia

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline