Lihat ke Halaman Asli

Khairun Nisa

Saya penulis pemula

Buruknya Perangai

Diperbarui: 4 Juni 2022   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tidak memiliki pusaka yang penuh kemewahan
Aku bukanlah seorang cendekia yang tahu segalanya
Namun aku hanyalah seorang pemimpi zaman
Yang hidup hanya dengan hasrat dan ambisi semata

Rasa iri selalu saja berlabuh menggerogoti sanubari
Egois berkobar melahap hati nurani
Kemurkaan merajalela hanya menyisakan dendam tak berarti
Apakah masih ada belas kasih yang tersisa sekali lagi?

Berjuta-juta petuah berbisik di telinga kiri
Beribu cara beraksi dengan raga tiada henti
Namun sanubari menolak pengampunan akan kenyataan yang terjadi
Bahkan hidupku tak tenang bagai daun yang ringkai disana-sini

Hari ini aku mendengar kabar baik yang datang pada nyonya berkerudung warna-warni
Hatiku terkoyak-koyak bagai tertikam sebilah belati
Mengapa kabar baik tak kunjung menghampiri
Apakah terlalu banyak maksiat yang kulakukan tanpa sadar hati?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline