Lihat ke Halaman Asli

Facebook dan Pilkada

Diperbarui: 1 Maret 2018   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Risih, resah dan merasa iba seperti itulah gambaran hati saya saat ini.

Mengapa perempuan itu menolakku?

Mengapa bos tiba-tiba memarahi saya?

Bukan tentang tentang kedua hal ini, lalu apa?

Ujaran kebencian dan saling menjelek - jelekkan antara suporter cakada yang bertebaran di medsos, hal inilah yang membuat hati saya gundah.

Mengapa harus pusing dengan akun-akun palsu itu? Persoalannya bukan pada palsu tidaknya sebuah akun medsos, pun palsu saya masih yakin semua ini ada manusia dibelakangnya, tidak mungkin jin atau setan. Asumsi saya aktor-aktor dibalik akun palsu ini adalah orang yang tahu persis kondisi lapangan hanya kemudian berpura-pura bodoh dalam jelmaan akun palsu tersebut. Nyaris kehilangan jati diri, terdesak & hanya bisa menyuarakan hal yang tak berfaedah.

Sudah siapkah kita berdemokrasi?

Jika iya, sebagai bangsa yang menjujung tinggi nilai pluralisme, perlukah kita saling menghujat antar sesama anak bangsa. Sejatinya demokrasi bukanlah diperuntukkan sebagai alat perang atau saling menindas satu paslon dengan paslon cakada lain.

Statement yang menyatakan bahwa (caci maki & saling menghujat) adalah wajar dan itu adalah dinamika demokrasi serta kebutuhan untuk pertumbuhan bangsa ini ke depan. Bagi saya, pernyataan ini hanyalah sebuah lelucon dan hal ini merupakan kemunduran dalam dunia politik dan demokrasi kita.

Sayang bila ruang kebebasan yang diberikan oleh demokrasi, kita manfaatkan pada hal-hal yang tak mendidik. Saya selalu yakin bahwa pengendalian atau penyesatan pikiran dengan memanfaatkan sentimen publik tak akan pernah direstui alam, cepat atau lambat kebenaran akan datang meneranginya.

Tempo hari orang tua saya pernah berpesan bahwa "orang hebat adalah mereka yang tak punya lawan" orang hebat bukanlah mereka yang menghalalkan segala cara untuk tujuan semu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline