Lihat ke Halaman Asli

Mengatasi kesulitan Belajar

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengatasi Kesulitan Belajar

Proses pembelajaran yang dibimbing oleh guru disekolah tentunya akan mengantarkan anak-anak kita menjadi generasi yang berprilaku baik, sopan santun dan penuh tanggungjawab.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS pasal 11 ayat (1)  menegaskan bahwa pemerintah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa deskriminasi.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu,pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas,namun juga berkepribadian sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafaskan nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,   Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan peraturan nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah. Dalam peraturan ini ditetapkan standar kompetensi lulusan mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Pembelajaran berhasil jika siswa telah mencapai nilai yang telah ditentukan oleh sekolah masing-masing dengan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimum [KKM).

Dalam praktek sehari-hari disekolah ada diantara siswa yang kurang merespon terhadap materi pelajaran sehingga berdampak pada nilai akhir belajar yang rendah, untuk mengatasi kejadian itu guru melakukan remedial. Kesulitan belajar anak berangsur-angsur akan bisa diatasi bila remedial dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Diagnosa Kesulitan Belajar

Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Namun sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan "jenis penyakit" yakni jenis kesulitan belajar siswa.

Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur ini dikenal sebagai "diagnostik" kesulitan belajar.

Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener & Senf sebagaimana yang  dikemukakan oleh Muhibbin Syah sebagai berikut:

a.Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.

b.Memeriksa pendengaran dan penglihatan siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.

c.Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.

d.Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

e.Memberi tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.

Dari langkah-langkah tersebut di atas kalau dilakukan dengan serius, kita akan dapat menetapkan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Selanjutnya guru berangsur-angsur membimbing dan mengarahkan, sehingga anak akan bisa belajar dengan baik.

Pengajaran Remedial

Ditinjau dari kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan”. Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial merupakan bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan.

Proses pengajaran ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Proses bantuan lebih ditekankan pada usaha perbaikan cara mengajar, menyesuaikan materi pelajaran, arah pelajaran dan menyembuhkan hambatan-hambatan yang dihadapi. Jadi, dalam pengajaran remedial yang diperbaiki atau yang disembuhkan adalah keseluruhan proses belajar mengajar yang meliputi metode mengajar, materi pelaajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkungan turut mempengaruhi proses belajar mengajar.

Melalui pengajaran remedial, siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat diperbaiki atau disembuhkan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kemampuan. Penyembuhan mungkin mencakup sebagian besar aspek kepribadian atau sebagian kecil. Sehingga kesulitan yang dihadapi siswa terhadap beberapa  mata pelajaran atau satu kemampuan khusus dari mata pelajaran tertentu dapat teratasi. Demikian pula proses penyembuhan siswa bisa diatasi dalam jangka waktu yang lama atau dalam waktu singkat. Hal itu tergantung pada sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi.

a. Ciri-Ciri Pengajaran Remedial

Adapun ciri-ciri pengajaran remedial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.Pengajaran remedial dilakukan setelah diketahui kesulitan belajar,  kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai degan sifat, jenis dan latar belakangnya.

2.Dalam pengajaran remedial, tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

3.Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial bersifat diferensial, artinya disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar.

4.Alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi dan mungkin siswa tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya: penggunaan tes diagnostik, sisiometri dan alat-alat laboratorium.

5.Pengajaran remedial dilaksanakan dengan kerjasama dengan pihak lain. Misalnya: pembimbing, ahli lain dan sebagainya.

6.Pengajaran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih diferensial, maksudnya lebih disesuaikan dengan keadaan masing-masing pribadi siswa yang akan dibantu.

7.Dalam pengajaran remedial, alat evaluasi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

b. Tujuan Pengajaran Remedial

Tujuan pengajaran remedial sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan pengajaran umumnya, yaitu agar siswa dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran remedial bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses penyembuhan atau perbaikan, baik dari segi proses belajar mengajar maupun kepribadian siswa. Adapun tujuan pengajaran remedial secara khusus adalah agar:

1.Siswa memahami, khususnya yang menyangkut prestasi belajar meliputi segi kekuatan, kelemahan, jenis dan sifat kesulitannya.

2.Siswa dapat memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.

3.Siswa memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya.

4.Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.

5.Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya

6.Melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline