Lihat ke Halaman Asli

Khairul Iman Atha A.S.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (21107030056)

Jinx Pep Guardiola di Champions League, Masih Menjadi Mimpi Buruk

Diperbarui: 29 Mei 2022   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekspresi guardiola seusai pertandingan @vivabola

Sepakbola kembali menyajikan drama mereka sendiri, kali ini Manchester City jadi pihak yang terluka tanpa disangka, ketika laga kontra Real Madrid pada semi-final leg kedua Liga Champions 2021/22 di Santiago Bernabeu rampung diselenggarakan.

Man City yang sudah mengantongi kemenangan di leg pertama dengan skor 4-3 harus puas dibalikkan keadaannya menjadi 1-3 oleh Real Madrid di leg ke-2. 

Pasukan Guardiola kalah dengan agregat skor 5-6 untuk kemenangan El Real. Kekalahan ini membuat Man City gagal mengulang prestasi musim lalu dengan berlaga di partai puncak.

Pep Guardiola jelas kembali menjadi sorotan setelah kalah pada laga semifinal liga champions. Dengan kekalahan ini Pep menambah tren negatifnya bersama Manchester City di perhelatan liga terbesar di eropa tersebut. Raihan terbaik Pep bersama klub adalah menjadi runner up pada musim 2020/2021 saat kalah di final dengan tim inggris lainnya Chelsea.

Drama ini begitu sulit diterima oleh Pep Guardiola, karena ia percaya diri setelah unggul agregat di leg pertama. Mantan manajer Barcelona itu mengakui bahwa sepakbola terasa begitu kejam untuk pihaknya pada malam di Madrid ini. Selain itu diakui, bahwa penampilan dari Citizens tak sepenuhnya bagus.

"Ya [terasa sangat kejam]. Kami sudah dekat [dengan final] tetapi pada akhirnya kami tidak bisa mencapainya," buka Guardiola selepas laga.

"Di babak pertama kami tidak cukup baik tetapi kami tidak banyak menderita. Setelah kami mencetak gol, kami lebih baik, kami menemukan tempo kami dan para pemain merasa nyaman," sambung Guardiola.

"Kami tidak banyak menderita tetapi kami tidak memainkan permainan yang terbaik. Itu normal. Ini adalah semi-final dan para pemain bisa merasakan tekanan. Kami harus menerimanya. Sekarang kami membutuhkan waktu untuk memprosesnya, dan kembali bersama orang-orang kami di rumah," tukasnya.

Kekalahan ini jelas mengurungkan kembali niat City untuk membawa si kuping besar ke Manchester, Inggris. Sudah kurang lebih 5 musim Pep menukangi klub asal Inggris ini,  Sejak didatangkan ke Man City pada 2016 silam, Guardiola selalu gagal membawa The Citizens menjadi juara Eropa. 

Gelontoran dana dari klub yang tak sedikit untuk membeli pemain bintang selama ini tak juga mendongkrak hasil positif di gelaran kompetisi terbesar eropa tersebut.

Kegagalan City menjadi bukti bahwa uang belum tentu bisa membeli kesuksesan. Sejak merekrut Guardiola sebagai pelatih pada 2016, Manchester Biru telah menggelontorkan total 695,2 juta pounds atau Rp 1,2 triliun untuk belanja pemain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline