Dalam brosur yang dikeluarkan Kota Jenewa, Swiss, ada sebuah slogan yang dianagramkan dalam bentuk stempel, Geneva, where people meet. Jenewa, tempat orang-orang bertemu. Slogan ini bukannya tanpa alasan. Di kota inilah wakil berbagai negara dari sekitar 200 organisasi internasional bertemu untuk membicarakan masalah-masalah dunia.
Aspek internasional sudah melekat pada Jenewa hampir 2.000 tahun. Jenewa menjadi tempat untuk membicarakan perdamaian, sejak masa perang. Pada abad 16 dan 17 Masehi, kaum Protestan di kawasan Eropa umumnya mengungsi ke Jenewa untuk menghindari konflik.
Palang Merah berdiri di kota ini pada tahun 1863 dengan prakarsa pemuda Swiss, Henry Dunant. Semua kisah awal dan perkembangan Palang Merah ini dapat dilihat di Museum International Red Cross and Red Crescent (Palang Merah dan Bulat Sabit Merah Internasional) yang berada di Ave de la Vaix.
Indonesia juga mencatat sejarah di kota ini dengan menandatangani Cessation of Hostilities Agreement (Kesepakatan Penghentian Permusuhan) antara Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka pada 9 Desember 2002. Kesepakatan yang diprakarsai Henry Dunant Centre (HDC) ini merupakan tahapan penghentian konflik di Aceh sejak 4 Desember 1976.
Dekat kantor Palang Merah itu terdapat Markas PBB. Jenewa memang merupakan markas besar PBB untuk kawasan Eropa, dan merupakan kantor PBB terbesar kedua setelah yang di New York. Melewati gerbang Pregny, gedung megah itu mudah ditandai. Ada deretan bendera seluruh anggota PBB di pintu masuknya.
Komplek gedung PBB berada di kawasan yang disebut Palais des Nations. Saban hari turis datang kemari. Kawasan di sekitar gedungnya saja sudah menyejukkan. Ada taman kota yang menyajikan panorama pegunungan Alpen, serta lanskap kota berikut Danau Jenewa yang termasyhur itu.
Gedung PBB ini dibangun antara tahun 1929 dan 1936. Awalnya merupakan markas bagi League of Nations (Liga Bangsa-bangsa), yang berdiri pada tahun 1920, yakni lembaga yang kemudian berubah nama menjadi United Nations (PBB) pada 26 Juni 1945.
Di halaman depan markas PBB terdapat The Broken Chair Memorial, monumen berupa kursi kayu besar setinggi hampir 25 meter. Namun salah satu satu empat kaki kursi itu dibuat seolah bekas terbakar. Kursi raksasa buatan seniman Daniel Berset ini untuk mengenang mereka yang cacat dan terbunuh dalam ledakan ranjau di Angola.
Selain markas besar PBB, ada sejumlah Organisasi-organisasi internasional di bawah naungan PBB yang bermarkas di Jenewa, seperti International Labour Organization (ILO), World Health Organization (WHO), dan High Commission for Refugees (UNHCR).
Keberadaan organisasi-organisasi internasional ini andil jadi penyebab keragaman penduduk Jenewa. Dari sekitar 200 ribu jiwa yang bermukim di kota itu, hampir 40 persen di antaranya bukanlah warga Swiss. Melainkan para diplomat yang menetap di Jenewa karena posisinya sebagai pejabat maupun pegawai lembaga-lembaga internasional tersebut.
Dengan keberadaan semua organisasi internasional itu, tak heran jika setiap tahunnya ada sekitar 25 ribu delegasi yang melakukan pertemuan rutin di Jenewa. Di sinilah sebenarnya makna dari kalimat, where people meet itu.