Mencari buku bekas di Jakarta, makin lama makin sulit saja. Buku bekas yang benar-benar bekas, bukan cetakan baru, dan terutama bukan buku bajakan.
Bukunya semakin sedikit, tempatnya juga kadang jauh. Tidak semua terpusat seperti di Senen atau Kwitang.
Salah satu tempat yang sedikit itu yang bisa dikunjungi yakni kiosnya Pak Suparman. Alamat kiosnya di Jalan Raya Pondok Gede, Nomor 7, Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Kios itu berada persis di depan Terminal Pinang Ranti. Turun dari halte bisa langsung terlihat kiosnya.
Dia sudah berjualan di sini lebih dari tiga tahun. Sebelumnya dia berjualan di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tapi kemudian memutuskan pindah. Ingin cari pasar lain.
Dia lantas memilih tempat ini. Pengunjung tidak terlalu ramai. Relatif sepi tetapi selalu ada yang datang.
Penyebabnya jelas. Sejak buku online semakin banyak, buku-buku cetak terus menurun peminatnya. Termasuk kios di kompleks TMII itu sendiri jadi sepi. Hanya tersisa dua kios saja.
Suparman menyewa kios di Pinang Ranti ini dengan tarif Rp 10 juta per tahun. Tapi ini hanya menjadi sampingan saja. Dia punya usaha lain, dan berencana menjual semua koleksinya.
"Kalau ada yang mau, saya lepas semuanya ini. Buku-bukunya," kata Suparman.
Dia mematok angka Rp 95 juta untuk seluruh koleksinya yang mencapai ribuan eksemplar. Harga yang lumayan mahal itu bersumber dari buku-buku luks berbahasa Inggris yang dimilikinya. Baik mengenai sejarah, militer, alam, biografi dan lainnya.
Selebihnya, buku-buku sosial dan sejarah berbahasa Indonesia. Variatif harganya. Antara Rp 20 ribu sampai Rp 100 ribuan. Tidak terlalu mahal. Dibilang murah juga tidak.