Lihat ke Halaman Asli

Belajar Kepemimpinan Dari Seorang RT

Diperbarui: 4 April 2017   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13688509561603562928

Tepatnya pada senin, 13 mei 2013 ba’da magrib saya bersilaturahim kerumah salah satu tokoh di daerah/domisili tempat saya tinggal (kos). Silaturahim/kunjungan ini memang awalnya sudah saya rencanakan. Sudah beberapa hari saya berniat untuk berkunjung ke rumah beliau, dan akhirnya Allah mengizinkan saya berkunjunga kerumah beliau pada hari senin kemarin.

Nama panggilan beliau Bapak hery. Saya kurang mendapat informasi tentang beliau. inipun saya mengetahuinya dari ibu kos. Untuk didaerah tempat kos saya, beliau salah satu orang yang memiliki pengaruh. Apalagi saat ini beliau diberi amanah untuk menjadi ketua Rukun Tetangga (RT). Namun memang, sebagai anak kos (termasuk yang nakal) saya tidak begitu banyak tau tentang kiprah beliau di domisili kami. Hanya saja, saya mendapatkan informasi bahwa beliau adalah pensiunan dari BUMN perminyakan, ya PT. Pertamina.

Sisi kemepimpinan beliau

Saya datang sendirian kerumah beliau. awalnya ingin mengajak teman agar bisa menjadi bahan pembicaraan atau sebagai alasan kalau nanti pembicaraannya garing. Karena ini adalah pertama kalinya saya bertemu dengan beliau. selama hampir 3 tahun berdomisili disini saya belum pernah bertatap muka apalagi ngobrol bareng. Namun karena tidak bisa ikut karena sesuatu hal, akhirnya saya memberanikan diri untuk datang sendirian.

Waktu itu selepas magrib di mesjid, saya langsung menuju rumah beliau. sebenarnya deg-degan juga, tapi saya menganggab bahwa ini sebagai latihan bertemu orang hebat. Karena cita-cita saya ingin menjadi orang hebat plus besar (arti khusus ya). Tidak menunggu lama, sayapun dipersilahkan masuk. Hal yang pertama membuat saya sedikit bangga ketika istrinya mempersilahkan saya duduk dengan panggilan bapak. Hehee mungkin terlihat tua. Pak hery pun menghampiri saya dan menanyakan perihal saya. Hehee kan belum kenal?? Saya pun memperkenalkan diri, sambil bergaya bak sales ingin memperkenalkan barang dagangannya. Lagi-lagi underestimate. Tapi inilah cara yang saya gunakan berakali-kali jika bertemu dengan orang hebat, berusaha memperkenalkan diri dengan cara yang baik dan berusaha untuk tidak terlalu menganggab diri besar (baca: lebih hebat). Karena, cara ini selalu berhasil untuk memikat hati lawan bicara.

Cara ini saya beri nama self marketing. Dua kata ini saya artikan sebagai cara yang digunakan untuk mengambil rasa simpati. Dalam hal ini saya maksudkan agar lawan bicara bisa merasa senang saat berkomunikasi dan lawan bicara bisa membantu/memberi jalan terhadap suatu kepentingan. Misalnya saja kita membutuhkan informasi atau kita membutuhkan bantuan beliau untuk suatu keperluan. Cara ini bisa dipakai untuk mengambil hati/simpati lawan bicara.

Tentu saja teori ini tidak sepenuhnya bisa dipraktikkan oleh setiap orang, namun ini adalah pengalaman saya saat menghadapi orang-orang potensial. Dengan cara ini saya bisa masuk kedalam box yang tidak semua orang bisa memasuki. Maksud saya, saya memasuki ruang (arti luas) privat yang tentu ruang itu hanya bisa dijamah oleh pemiliknya saja. Tidak ada salahnya anda mencoba.

Pembicaraan pun berlangsung. Saya tidak menyangka bisa membuat suasana begitu nyaman untuk berkomunikasi. Hanya saja, mengenai posisi duduk saja yang membuat saya tidak merasa nyaman. Badan harus saya puter 900 untuk bisa saling berkomunikasi. Karena pada saat itu kami (saya dan pak RT) duduk di kursi panjang, dan tidak berhadapan. Namun, saya berusaha tidak merasakan pegelnya badan saya (encok).

Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan, beliau jawab dengan apik, enak dan tentu prosedural (sesuai prosedur)-maksudnya sesuai dengan mekanismenya. Pada saat itu pertanyaan pertama yang saya lontarkan adalah terkait Pemilu dan Pilpres 2014, yakni Data Pemilih yang bukan asli jogja, berasal dari daerah lain. Beliau belum mengetahui sama sekali tentang hal ini-infonya belum turun dari pemerintah atasnya (RW). Namun beliau berusaha menjawab apa adanya, dan tentu diberi tambahan telur dan ayam agar menjadi spesial. Maksudnya beliau tambahkan mengenai pengalaman Pemilu tahun 2009 agar saya tidak semakin bingung. Kan, padahal cuma basa-basi, sebenarnya saya sudah tahu ...hehee.

Memang sangat wajar jawabannya, tapi ini membuat saya menjadi mengerti perubahan aturan Pemilu tahun 2009 dengan Pemilu yang akan diselenggarakan tahun 2014 mendatang. Jawaban ini juga memiliki kesan bahwa beliau berusaha memberi gambaran kepada saya tentang Pemilu 2009 kemarin. Ya walaupun saya waktu itu juga ikut nyontreng. Tapi inilah jawaban luar biasa, tidak semua orang mampu memberi jawaban yang sederhana dan alternatif. ini salah satu yang saya sebut sebagai sifat kepemimpinan, memberi kefahaman terhadap anggotanya.

Kemudian diskusipun terus berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang saya ajukan. Saya berusaha untuk tidak tenggelam oleh pembicaraanya. Namun berusaha untuk mengimbangi jalannya pembicaaran. Tentu karena saya sudah mempersiapkan terlebih dahulu topik-topik yang akan saya bicarakan. Termasuk topik non inti yang akan saya bicarakan saat saya silarutahim kerumah beliau. salah satunya adalah saya berusaha untuk menggali informasi tentang beliau. Tantang pandangannya mengenai kondisi indonesia saat ini, terkhusus adalah ketahanan energinya dan tentu pengalaman beliau di Pertamina. jujur skripsi saya mengenai Biodiesel dan saya juga ingin mengabdikan diri saya di Perusahan Milik Negara yang bergerak disektor energi.

Dari pembicaraan-pembicaraan yang terjadi, terlihat bahwa beliau adalah orang yang berpengalaman. Beliau banyak menyampaikan tentang jawaban alternatif atau jawaban-jawaban yang tidak terfikirkan. Mengambil sisi-sisi yang dilupakan oleh kebanyakan orang, namun opini yang beliau sampaikan berbobot-sesaui dengan kondisi lapangan.

Saya juga melihat dari cara beliau memandang (pandangan mata) saat berbicara, begitu tenang dan memberi keyakinan yang mendalam siapapun lawan bicaranya. Beliau mengetahui secara intuitif mengenai teknik berkomunikasi. Sehingga opini-opini yang beliau sampaikan seolah-olah memberikan jalan keluar mengenai suatu maslaah.

Konklusi

Ini merupakan pengalaman pribadi saya saat silaturahim kerumah pak Hery, ketua RT kami. Yang tidak sadar saya banyak belajar tentang aplikasi dari teori kepemimpinan, dan beliau setidaknya memiliki beberapa kriteria yang saya maksudkan sebagai orang yang menggunakan ilmu kepemimpinan dalam sehari-hari. Berikut sikap kepemimpinan yang dapat saya sarikan:

1.Memberi pemahaman setiap anggotanya tentang suatu hal. Bisa jadi tentang tujuan organisasi ataupun strategi.

2.Memberi alternatif pandangan tentang suatu hal/masalah yang dihadapi. Memiliki pemikiran yang tidak terfikirkan oleh semua orang.

3.Menguasai teknik berkomunikasi yang baik.

Sekian, semoga tulisan yang masih banyak kurangnya ini setidaknya bisa memberi masukan untuk kita semua. Mari saling memberi masukan untuk perbaikan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline