Lihat ke Halaman Asli

Khairul Imam

Seorang mahasiswa prodi HTN, 081250078320 (wa)

Apakah Kejujuran Sudah Tergadaikan oleh Perkembangan Zaman? Jawabannya....

Diperbarui: 9 April 2020   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kadang situasi dan kondisi memaksa kita untuk tidak berkata dan bersikap jujur. Ya! Kejujuran bukan hanya tentang perkataan, tapi sikap juga bisa menunjukan jujur atau tidaknya seseorang.

Ada banyak alasan untuk berperilaku jujur. Karna takut dosa, karna takut karma, karna menjunjung tinggi kemanusiaan, dan banyak alasan lainnya. Tapi juga banyak alasan kenapa orang berperilaku tidak jujur. Seperti karna terpaksa, karna terbiasa, atau bahkan karna pertimbangan antara sisi positif yang dianggap lebih banyak jika dia memutuskan untuk tidak jujur karna keadaan yang memaksa.

Memang hidup kadang bukan sekedar tentang benar dan salah, tapi juga tentang baik dan buruk, atau juga tentang indah dan tidak indah. Pada dasarnya jujur adalah baik dan harus dilakukan dengan cara yang baik pula.

Jujur juga akan membuka pintu-pintu kebaikan lainnya. Dari kejujuran akan lahir kepercayaan. Apalagi jika melihat salah satu dampak dari percepatan perkembangan tekhnologi dan ilmu pasti lainnya, sehingga terkadang ilmu social menjadi kurang diperhatikan. 

Padahal ilmu sosial harus sesuai perkembangannya dengan ilmu-ilmu lainnya. Peran perilaku jujur sangat besar untuk keseimbangan segala aspek kehidupan di abad 21 ini.

Jujur harus dilatih, harus dimulai terhadap diri sendiri. Jujur harus dimulai dari pikiran dan dilanjutkan dengan perbuatan. Peran hati nurani tidak boleh dicederai dengan alasan-alasan pembenar yang sebenarnya salah.

Seorang Mahatma Gandhi pernah menghukum dirinya sendiri, berjalan kaki hingga bermil-mil karna tahu anaknya telah berbohong kepadanya. Perbuatan bohong anaknya tersebut dianggap sebagai kegagalannya dalam mendidik anaknya sehingga dia memutuskan untuk menghukum dirinya sendiri. 

Dari cerita singkat tersebut kita bisa memahami betapa pentingnya untuk bersikap jujur. Karna jujur adalah anugrah dari Tuhan yang sangat luar biasa, luar biasa jika kita bisa menjadikannya sebagai cara kita menjalani hidup. Hidup dalam kejujuran lebih baik daripada hidup dengan kebahagiaan yang tercipta dari kebohongan.

Ketika kita memutuskan untuk berperilaku jujur, berarti kita memutuskan membahagiakan diri sendiri dan orang lain. Semua agama mengajarkan tentang pentingnya kejujuran. Dan semua orang perlu untuk bersikap jujur dan menerima kejujuran dari orang lain dengan penuh keikhlasan.

Apakah kejujuran sudah tergadaikan oleh perkembangan zaman? Jawabannya tidak. Kejujuran akan selalu ada, akan selalu menghiasi, dan memperindah cerita hidup kita. Di tengah hiruk pikuk sandiwara dunia, kejujuran punya caranya sendiri untuk berekspresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline