Aceh Jaya. Dikee Pam Panga merupakan salah satu seni tari yang berasal dari desa Tuwi Eumpeuk, Panga, Aceh Jaya. Berkat karya dari TGK Hamzah, Dikee Pam Panga Ini lahir pada tahun 1951. Banyak factor yang menghambat kemajuan seni tari tersebut. Terlebih lagi diera modern sekarang peminat akan seni tari Dikee Pam Panga juga mulai menurun.
Semenjak didirikanya Dikee Pam Panga ini banyak dinamika yang terjadi didalam masyarakat. Semulanya seni ini kerap tampil pada perayaan Maulid, namun dari kalangan masyarakat banyak yang menolak penampilan ini ditampilkan. Sehinggga seni ini bertranformasi menjadi seni pentas, yang digagas oleh TKG Hanafiah pada tahun 1967.
Konflik yang melanda tanah rencong juga menjadi satu hambatan bagi kemajuan seni tari ini. Dimana Dikee Pam Panga sempat vakum. Dikarenakan cahi (syeh/pembawa syair) ditangkap oleh aparat TNI. Namun kemudian perjuangan mempertahankan Dikee Pam Panga ini dilanjutkan oleh TGK Marwan.
Diera modern ini, permasalahan lain muncul dan menghambat terhadap kemajuan seni tari ini. Menurut ketua Sanggar Indatu " Dikee Pam Pangan Ini adalah seni warisan indatu yang harus kita pertahankan, dikarenakan seni ini hanya ada di sini dan satu satunya. Dan sekarang seni ini juga jarang tampil dikarenakan kurangnya minat dari kaum muda akan kesenian tradisional. Sehingga dikhawatirkan seni ini akan hilang" ujar Irwandi saat dijumpai Disalah satu caf di Aceh Jaya. Selasa, 26 April 2022
Seni Dikee Pam Panga Ini kerap tampil di ajang Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) sehingga sangat disayangkan kalau salah satu seni ini harus hilang " akan sangat disayangkan jika Dikee Pam Panga ini harus punah. Seni ini telah lama menghibur Mayarakat Panga dan juga Aceh pada umumnya" kata Nur Hasibuan. Selaku mantan pemain Dikee Pam Panga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H