Lihat ke Halaman Asli

Teuku Wisnu, Wahabi dan “Khilafiyah Karet”

Diperbarui: 4 April 2017   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Khairil Miswar

Bireuen, 04 September 2015

 

                                                       Teuku Wisnu. Sumber: plus.google.com[/caption]

Sebagai masyarakat “kampung”, saya tidak banyak tahu tentang dunia keartisan (dunia hiburan), karena saya paling malas nonton acara-acara berbau artis di TV, apalagi yang namanya SE-NE-TRON, kecuali film-film layar lebar yang diangkat dari novel-novel ternama, semisal El-Syirazi itu. Dari kecil, saya tidak pernah hafal nama-nama artis, karena tidak pernah ditanyakan di sekolah. Hanya beberapa artis yang saya ingat namanya, seperti Rhoma Irama, Rano Karno, Titik Puspa dan artis-artis “lawas” lainnya.

Saya juga paling “murka” melihat tayangan-tayangan infotainment yang umumnya tidak bermutu dan “kampungan”. Coba bayangkan, kita capek-capek ngumpulin uang untuk beli TV, tapi justru dapat tayangan artis lagi “menyusui”, artis brantem, artis pakai “jilbabeb”, artis selingkuh, artis hamil dan bahkan artis “melahirkan”. Kalau tayangannya model-model itu, di kampung saya juga banyak Bro...!

Dalam dua hari terakhir, beranda facebook dan juga twitter di Indonesia penuh dengan berbagai komentar tentang sosok Teuku Wisnu, seorang pria berdarah Aceh yang telah sukses menjadi artis di Ibu Kota. Seperti telah saya jelaskan, bahwa pengetahuan saya tentang artis sangat minim. Dengan demikian, adalah wajar jika saya juga tidak banyak tahu tentang sosok artis bernama Teuku Wisnu.

Cuma saja, dalam beberapa waktu terakhir, secara tidak sengaja, saya pernah beberapa kali membaca berita di media online bahwa artis bernama Teuku Wisnu sudah “berjenggot” dan memakai celana “cingkrang”. Bahkan ada kabar yang menyebut bahwa Teuku Wisnu sudah mulai menjaga jarak dengan dunia hiburan. Benar tidaknya kabar tersebut wallahu a’lam. Namun sebagai masyarakat Aceh, tentu ada kebanggan tersendiri melihat Wisnu yang nampak telah “berubah” itu.

Baru-baru ini, kononnya, Teuku Wisnu dan Sazkia Mecca telah membuat kehebohan di TV, melalui program “Berita Islam Masa Kini”. Diriwayatkan bahwa dalam acara tersebut, Sazkia menyebut bahwa membacakan surat Al-Fatihah untuk orang-orang yang sudah meninggal adalah perbuatan bid’ah, kerena tidak dicontohkan oleh Rasul. Pada saat itu, Teuku Wisnu turut menguatkan apa yang disampaikan Sazkia dan mengatakan bahwa mengirim Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal tidak ada dalilnya dan tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah, demikian dilaporkan oleh Tribunnews.

Tanpa diduga, komentar Teuku Wisnu dalam acara tersebut mendapat respon publik, khususnya nitizen, di antaranya dari akun Imron Rosyadi yang menyatakan bahwa komentar tersebut adalah khilafiyah yang dapat mengundang perdebatan. Setelah membaca berita tersebut, saya mencoba googling untuk mencari vidio dimaksud. Setelah menonton vidio tersebut berulang kali, saya melihat tidak ada yang aneh, biasa-biasa saja. Adapun statemen tentang kiriman Fatihah itu juga tidak “seradikal” informasi yang berkembang di media sosial.

Saya melihat, bahwa respon yang ditujukan kepada Wisnu terlalu berlebihan. Bahkan ada beberapa akun yang menuding Teuku Wisnu sebagai “ustaz Wahabi”. Dalam pandangan awam saya, apa yang disampaikan oleh Teuku Wisnu masih lebih baik jika dibandingkan dengan bahasa “olok-olok” seorang ustaz di TV dengan ucapan khasnya “Alhamdoo-lillaaaaah”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline