Lihat ke Halaman Asli

Kembali Menjadi Guru: Dampak Home-Learning

Diperbarui: 10 April 2020   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Photo: https://waratah-h.schools.nsw.gov.au

Konsekuensi demi konsekuensi terus muncul dalam masyarakat dari berbagai sektor sebagai dampak dari pandemik covid-19. Tanpa kecuali di dunia pendidikan. Sebagai salah satu langkah pencegahan dan pembatasan penyebaran virus yang telah merenggut 34.818 (10;34, 30 Maret 2020) di seluruh dunia, sekolah kemudian memilih untuk merumahkan murid-muridnya belajar di rumah dengan konsep home learning (belajar jarak jauh). 

Repotnya, kemudian banyak akibat dari kebijakan tersebut yang harus di rasakan oleh sekolah, murid dan orang tua terutama. Berbagai hal terkait harus di persiapkan untuk mendukung hal tersebut. 

Seperti sarana internet dan komputer untuk menjangkau belajar jarak jauh tersebut. Lalu mengajari anak-anak berkenalan dengan model belajar jarak jauh yang didukung dengan fasilitas programing dan komputerisasi serta kesiapan para orang tua untuk membantu memfasilitasi anak-anak mereka selama masa tersebut. 

Akibatnya, orang tua harus bekerja keras untuk beradaptasi dan mendukung anak-anak mereka belajar. Bermodalkan jaringan internet dan komputer, anak-anak di tuntut untuk bisa rutin belajar seperti sediakala di sekolah. Rutinitas belajar di rumah di terapkan juga hampir sama dengan pola belajar di sekolah yang mengikuti jadwal jam namun belajar masing-masing di tempat masing-masing.

 Konsistensi anak-anak dan orang tua untuk membantu dan membimbing anak-anak mereka sangat penting. Namun bukan hal yang mudah bagi kebanyakan orang tua untuk bisa menyesuaikan diri dan memahami proses tersebut. 

Tidak sedikit orang tua yang tidak terbiasa dengan model belajar tersebut dan mahir menggunakan komputer. Tidak seikit orang tua yang tidak memiliki sarana internet dan sebagainya. Inilah yang kemudian menjadi tantangan yang sulit namun harus tetap berjalan semestinya dengan segala kekurangan. 

Sumber Photo: https://www.northshoremums.com.au

Membayangkan bagaimana kondisi dan akibat yang diterima oleh ribuan malah jutaan anak-anak yang beruntung memiliki semua faktor pendukung tersebut di berbagai pelosok negeri akibat sekolah-sekolah mereka harus tutup sementara dan merumahkan murid-murid untuk belajar mandiri. 

Jutuan mereka tidak mendapatkan sokongan bimbingan dan arahan dari orang tua mereka selayaknya. Jutaan anak-anak yang tidak bisa dengan rapinya menjalankan kewajiban mereka untuk belajar mandiri dari rumah-rumah mereka, tidak bisa berbuat apa yang sepantasnya mereka kerjakan ketika kondisi tanpa sekolah. Sangat banyak dan besar konsekuensi yang ikut di rasakan oleh anak-anak di bumi yang sedang istirahat ini. 

Virus corona dengan meluluh lantakkan berbagai sendi kehidupan termasuk dunia pendidikan. Murid dan orang tua harus ikut merasakan pengalaman pahit menikmati proses belajar tanpa di dampingi dan di bimbing oleh guru-guru di sekolah tetapi bersama orang tua mereka. 

Namun tidak sedikit murid-murid yang tidak mendapatkan dukungan orang tua sama sekali dan terlantar selama di rumahkan dari sekolah akibat merebaknya covid-19. Semoga ujian di abad ini segera mereda dan berlalu, dan kehidupan kembali harmoni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline