Memiliki penghasilan sendiri sudah menjadi keinginanku sejak dini. Sepertinya punya uang dari usaha sendiri itu sangat menyenangkan. Alhamdulillah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberikan kesempatan untuk berwirausaha ketika aku masih bersekolah. Usaha itu berjalan sukses. Namun, ketika melanjutkan pendidikan di pondok pesantren, tepatnya di STIBA Ar Raayah Sukabumi, aku harus meninggalkan usaha tersebut.
Nah, sejak pandemi COVID-19, pembelajaran dilangsungkan secara daring. Hal ini membuat kesempatan berwirausaha kembali terbuka lebar. Sayangnya, aku sudah tidak memiliki 'pasar' seperti dulu. Aku mulai berfikir usaha apa yang mungkin aku jalani sesuai dengan kemampuanku agar jadi insan yang bermanfaat bagi orang lain. Tepatnya pada bulan Maret lalu, terbersit ide untuk membuka bimbingan belajar Al-Qur'an dan ilmu syar'i khusus muslimah yang kemudian dinamakan "Rumah Ilmu".
Kegiatan pembelajaran dimulai dua pekan kemudian. Saat itu, pembelajaran dilakukan dengan fasilitas seadanya, kebetulan di rumah ada beberapa meja untuk belajar, sementara untuk alat tulis seperti spidol dan papan tulis merupakan pemberian seorang pelajar. Jadi, modal yang dikeluarkan ketika itu digunakan untuk pembuatan spanduk dan tinta spidol saja, yang tidak lebih dari seratus ribu rupiah.
Mengenai pemasukan, pada awalnya aku tidak berani menetapkan tarif tertentu untuk pembelajaran, tapi seiring berjalannya waktu, karena berbagai hal demi lancarnya kegiatan pembelajaran, akhirnya aku menetapkan tarif pembelajaran yaitu sepuluh ribu rupiah perjam. Untuk pendapatan, rata-rata aku mendapat pemasukan seratus ribu rupiah setiap pekannya dari sepuluh jam mengajar.
Berwirausaha tentunya tak terlepas dari berbagai kendala, termasuk usaha yang aku jalani ini. Beberapa tips dan trik untuk tetap bertahan dalam dunia kewirausahaan bagiku yaitu :
- Luruskan niat untuk ikhlas karena Allah Ta'ala. Usaha itu bukan hanya untuk kerja agar dapat uang, karena usaha juga bisa menjadi ladang pahala. Apalagi ketika menyebarkan ilmu yang bisa menjadi amal jariyah.
- Mencintai usaha yang dilakukan. Perlu ditanamkan kecintaan terhadap hal-hal baik yang dilakukan, agar tidak ada beban dan tekanan ketika menjalankannya.
- Siap dan rela berkorban. Dalam keadaan tertentu, tak jarang harus ada waktu, harta dan raga dalam sebuah usaha. Walaupun itu usaha yang didirikan sendiri, seorang owner tidak bisa bersikap seenaknya. Ada ego yang musti dikendalikan untuk kelancaran suatu usaha.
- Selalu meng-uprade diri sendiri dan tidak cepat puas. Untuk suatu kemajuan, diperlukan suatu pembaharuan. Cepat berpuas diri justru akan menjadikan usaha tak berkembang dengan baik.
- Berusaha mempraktekkan aturan muamalah sesuai syariat Islam. Karena aturan Islam adalah aturan yang terbaik dan tidak akan menzhalimi siapapun.
- Selalu bersyukur dan bersabar. Bersyukur atas segala rezeki yang telah dikaruniakan oleh Allah Ta'ala dan bersabar atas segala kendala dan masalah yang datang.
Alhamdulillah, dari usaha yang aku jalani ini, aku mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran, diantaranya :
- Bisa memperbaiki diri dan menjadi lebih baik. Karena dengan usaha ini, ada motivasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, serta lebih banyak bersyukur dan bersabar.
- Bisa memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan positif. Hari-hari terasa lebih berkah karena tak banyak lagi waktu yang terbuang sia-sia.
- Semakin yakin dengan kuasa dan janji Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ketika seorang hamba memudahkan urusan saudaranya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memudahkan urusannya.
Banyak sekali ibrah yang dapat diambil dari kegiatan berwirausaha ini, namun, tidaklah mungkin semua ibrah tersebut diuraikan di tulisan yang terbatas ini. Sebagai penutup, berwirausahalah, walaupun tidak mudah. Semoga Allah 'Azza Wa Jalla memudahkan kita dalam berwirausaha. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H