Lihat ke Halaman Asli

Konsep Diri pada Pasien HIV

Diperbarui: 14 November 2023   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep diri adalah presepsi dan pemahaman individu tentang diri mereka sendiri. Ini mencakup tentang bagaimana seseorang melihat diri mereka, dan bagaimana mereka mendefinisikan diri mereka baik dalam aspek fisik, psikologis, sosial, emosional dan moral.
Merut (Thalib, 2017) mengatakan bahwa konsep diri adalah sesuatu yang dipelajari dan dibangun dari pengalaman seseorang dalam interaksi dengan orang lain. Seseorang biasanya membentuk konsep dirinya sendiri melalui interaksi dengan orang lain atau melalui pengalaman hidup yang didasarkan pada pemikiran, perasaan, dan tujuan hidup seseorang. Selain itu, melakukan kesadaran diri adalah proses di mana seseorang berfokus pada dirinya sendiri untuk mengetahui konsep dirinya saat ini (Dayakisni, 2012).
Manusia sepanjang hidupnya mengalami proses perkembangan yang berlangsung sejak masa konsepsi sampai akhir hayatnya. Berlangsungnya perkembangan manusia ditentukan oleh sejumlah faktor salah satu faktor yang harus menjadi perhatian dan mempunyai peran besar dalam perkembangan individu adalah faktor kesehatan. Pertumbuhan dan perkembangan individu akan berjalan dengan baik apabila tubuhnya sehat.
Ayu Oktariani, seorang wanita yang terinfeksi HIV dari pasangannya yang dulunya adalah pengguna Napza untuk jenis putau. "Saya terinfeksi HIV tahun 2009 dari pasangan saya yang dulunya adalah pengguna Napza untuk jenis putau. Jadi waktu itu saya adalah orang yang tidak paham informasi, saya hanya mengetahui HIV bisa menular lewat hubungan seks dan tidak tau bisa melalui pengguna Napza, " ujarnya kepada CNNIndonesia.com di Erasmus Huis, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Kamis (30/11). Setelah mengetahui bahwa ia terinfeksi HIV, Ayu mengalami stigma dan diskriminasi dari masyarakat sekitar. Namun, Ayu tidak menyerah dan memilih untuk berjuang menghadapi HIV AIDS. Ia mengatakan bahwa penderita HIV bisa beraktivitas normal dan mematahkan stigma buruk mengenai HIV itu sendiri.
Salah satu prioritas utama dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS adalah pengurangan stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV atau AIDS, karena jika tidak ditangani dengan baik, dapat menghambat upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Ini termasuk diskriminasi yang dialami penderita HIV baik di unit pelayanan kesehatan, lingkungan keluarga, maupun di masyarakat umum. Jika tidak ada informasi dan pengetahuan yang memadai, Stigma dan diskriminasi akan terus marak. Selama bertahun-tahun, diskriminasi terhadap penderita HIV semakin meningkat karena stigma negatif selalu digunakan sebagai senjata utama untuk mengucilkan mereka. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerja sama dari beberapa pihak terkait, baik dari kalangan medis maupun dari kalangan pemerhati pasien HIV.
Diskriminasi yang dialami penderita HIV membuat mereka menarik diri dari lingkungan sekitarserta stigmatisasi yang berkembang dalam masyarakat mengenai HIV/AIDS merupakan suatu vonis mati bagi mereka sehingga membatasi ruang gerak dalam menjalankan aktivitas mereka sebelumnya peristiwa yang dialami tersebut membuat mereka menutupi identitas mereka. Diskriminasi yang dialami penderita HIV membuat mereka menarik diri dari lingkungan sekitarserta stigmatisasi yang berkembang dalam masyarakat mengenai HIV/AIDS merupakan suatu vonis mati bagi mereka sehingga membatasi ruang gerak dalam menjalankan aktivitas mereka sebelumnya peristiwa yang dialami tersebut membuat mereka menutupi identitas mereka.
Penderita HIV mengembangkan konsep diri yang negatif, yang berasal dari kurangnya keyakinan pada kemampuan mereka sendiri. Orang yang kurang percaya diri cenderung menghindari situasi komunikasi karena takut berbicara. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya percaya diri, tetapi tidak semua orang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya percaya diri. Namun, faktor percaya diri yang paling penting adalah yang tidak ada pada penderita HIV. Penderita HIV cenderung merasa minder dengan kondisi mereka saat ini, dan konsep diri mereka dibentuk oleh lingkungan tempat mereka tinggal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline