Lihat ke Halaman Asli

KHAILLA SALSABILA

Universitas Airlangga

Kesehatan Mental bagi Remaja

Diperbarui: 29 Agustus 2024   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang terjadi antara usia 12 dan 24 tahun. Pada masa ini, orang mulai mengalami perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan kehidupan sosial. Pada masa remaja, orang mulai memahami perbedaan antara diri mereka dan norma-norma sosial. Orang juga mulai mengalami perubahan fisik. Orang juga mulai mengalami perubahan pikiran, seperti mulai merasakan cinta, mudah terangsang secara erotis ketika dipegang bahu atau area sensitif, dan emosi tidak stabil.

Banyak kasus kesehatan mental yang sering dialami oleh para remaja sekarang mulai dari perundungan, pembullyan, hingga bunuh diri. Oleh karena itu kesehatan mental bukanlah hal yang patut disepelekan , karena dampak dan resiko sangat berbahaya.

Berbagai faktor mempengaruhi kesehatan mental. Semakin banyak faktor risiko yang dialami remaja, semakin besar potensi dampaknya terhadap kesehatan mental mereka. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres pada masa remaja antara lain paparan terhadap kesulitan, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya, dan eksplorasi identitas. Pengaruh media dan norma gender dapat memperburuk kesenjangan antara realitas kehidupan remaja dan persepsi atau aspirasi mereka terhadap masa depan. Faktor penentu penting lainnya termasuk kualitas kehidupan rumah tangga dan hubungan dengan teman sebaya. Kekerasan (terutama kekerasan seksual dan intimidasi), pola asuh yang kasar, serta masalah sosial dan ekonomi yang parah merupakan risiko terhadap kesehatan mental.

Sebanyak 17 juta remaja di Indonesia rentan usia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental. Hal itu diketahui berdasarkan survei Kesehatan Jiwa Remaja Nasional (I-NAMHS).

6 Gangguan Jiwa Remaja Indonesia:

Dalam surveinya, I-NAMHS mengukur prevalensi enam gangguan jiwa pada remaja, yakni:
1. Fobia sosial
2. Gangguan kecemasan umum
3. Gangguan depresi mayor
4. Gangguan perilaku
5. Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
6. Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD)

Penelitian menunjukkan bahwa gangguan mental yang paling banyak diderita remaja Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Gangguan kecemasan (gabungan antara fobia sosial dan gangguan kecemasan umum) sebesar 3,7%
2. Gangguan depresi mayor (1,0%)
3. Gangguan perilaku (0,9%)
4. PTSD dan ADHD (keduanya 0,5%)

Reverensi :

https://www-who-int.translate.goog/news-room/fact-sheets/detail/adolescent-mental-health?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

https://www.detik.com/sumut/berita/d-7151847/17-juta-remaja-indonesia-memiliki-masalah-mental-ternyata-ini-penyebabnya/amp




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline