Lihat ke Halaman Asli

Trafficking di Balik Lo-Ker

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

TRAFICKING apaan seh?

….. kata traffiking udah sering banget dibahasakan  sebagai: perdagangan manusia.

Aktivitas perdagangan haram ini meliputi: perekrutan, penampungan, pengiriman, seseorang dibawah ancaman kekerasan, penipuan, penculikan, penjeratan utang, yang menyebabkan orang tersebut mengalami eksploitasi fisik dan prostitusi. (comot dari: UU No. 21/Tahun 2007)

Kog ADA yah?

Yah, kalo ngomong pake bahasa ekonomi, penyebab terjadinya kegiatan perdagangan adalah adanya permintaan dan penawaran. Nah, kenapa ada manusia yang dijadiin barang dagangan, ya karena ada permintaan+perdagangan terhadap manusia (barang) itu. Misalnya nih:

Kebutuhan / permintaan: mencari tenaga kerja murah yang bisa dieksploitasi seluruh hidupnya.

Alasan / penawaran: pendidikan rendah, pengangguran, kemiskinan, diskriminasi gender, perkawinan dini, dan segudang alasan lain.

Ditambah lemahnya penegakan hukum (dan petugas2 hukumnya) , maka terjawablah penyebab manusia bisa diperjualbelikan.

Kebanyakan korban trafficking adalah PEREMPUAN dan ANAK.

Kenapa perempuan? Karena dalam banyak kebudayaan masyarakat Indonesia, (dan bangsa2 lain penganut sistem patriarki), terjadi diskriminasi terhadap perempuan. Perempuan diberi posisi lebih rendah dari laki-laki dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, bahkan bisa disingkirkan, seperti benda. Ironisnya, dalam keluarga miskin, kemiskinan justru ditanggungkan kepada perempuan.

Kenapa anak2 ? Ini juga buah kebudayaan yang menempatkan anak2 sebagai : “harta milik”, yang telah “dibuat” oleh orang tua, sehingga bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan keluarga, sebagai bentuk “berbakti” kepada ortu. Wuihh … capek deh!

Yang termasuk praktek trafficking: prostitusi, pekerja rumah tangga dgn gaji rendah, adopsi ilegal/penjualan bayi, sewa menyewa anak untuk mengemis, perkawinan kontrak.

Bentuk-bentuk trafficking

  • Pekerja migran
  • Pekerja domestik
  • Pekerja seks komersial
  • Kawin paksa & mail-order bride
  • Lain-lain: jermal,anak jalanan,perkebunan, industri rumahan, adopsi

Waspadalah…. Waspadalah!

Kalo Anda berpikir, trafficking tuh cuman terjadi di desa2, yang dikirim ke luar negri. Lalu Anda merasa keluarga Anda aman-aman aja. Pikirkan lagi!

Sekarang ini, justru bermunculan praktek2 trafficking di kota besar! Mereka mengincar korbannya, melalui iklan lowongan kerja terbuka di media massa, bahkan ke kampus-kampus.

Jadi perhatikan baik2 nama perusahaan, alamat dan lokasinya sebelum kita melamar pekerjaan di tempat tersebut. Pahami jenis pekerjaan kita, berhati-hatilah ketika menandatangani kontrak kerja, baca baik2 semua pasal2 yang tercantum, termasuk yang berhuruf kecil2, atau yang mencantumkan uang ganti rugi yang tidak mampu kita bayar. Bagi perempuan, sebisa mungkin, hindari pekerjaan yang mengharuskan kita bekerja di jam2 malam.

AKSI Nyata!

  • Berdayakan Masyarakat, sehingga mereka mampu membuat pilihan bagi hidupnya.
  • Kenali trafiking, dan laporkan pada pihak berwenang dan LSM-LSM terkait.
  • Tolong korban dengan memberikan perlindungan (dalam berbagai bentuk)
  • Rubah pola pikir masyarakat tentang bekerja DI LUAR DAERAH
  • Jangan Jadi pelaku/konsumen trafficking ……….

Penulis: (Khailila)

dalam kegiatan MAY DAY CALL:

Mencari Kerja BUKAN Mencari Bahaya, dunia kerja dalam ancaman trafficking.

Di Paroki St. Mikael, 2 Mei 2010.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline