Lihat ke Halaman Asli

khailas.m

Mahasiswa

Sirna Ilang Kertaning Bhumi

Diperbarui: 26 Februari 2024   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Talam, bronze ritual plate. Dated to the Majapahit period (1300–1500 AD) from East Java. Sonobudoyo Museum’s Collection/dok. pri

Membaca keberadaannya terlihat mudah tapi tak semua orang mampu. Membaca peradabannya terdengar mudah tapi payah menyusuri dalam serakan waktu.

Jika kita mengemas barang-barang dan berusaha untuk pulang, membaca Majapahit secara tak langsung membaca aspek konstitusi itu berdiri. Membaca bagaimana dinamika politik, hukum, perkembangan ekonomi, kelangsungan masyarakat hidup, agama dan kepercayaan dianut, isu sosial yang diruntut, juga kebohongan manusia modern yang membuat dahi berkerut.

Kala surya berganti chandra, dari neraka menuju surgaloka, dari jelata menuju tempat para dewa. Dari manusia menjadi mahkluk hybrida.

Ini juga tentang meraba sastra dan budaya, kesenian dan warisan, kebiasaan dan manusia-manusia lainnya. Tentang bersenggama dengan hangat peluk kejayaan dan menggigilnya tubuh sebab dinginnya pemberontakan. Dalam perjalanan menuju limaratus tahun yang telah lalu, kita terus mengendarai tanda tanya dan tanda seru. Seperti diulang-alikkan oleh ruang dan waktu.

Dari silam dan hilang. Dari riuh jadi sukar, jadi suluh jadi suar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline