Lihat ke Halaman Asli

Septi Khairullah

Mahasiswa/S1/Seoul National University

Menjelajahi Perpustakaan Masa Depan di Korea: Perpektif Mahasiswa Indonesia tentang G30 K-Library dan Implementasi ke Perpustakaan Indonesia

Diperbarui: 7 Maret 2024   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri

dok. pri

Sebagai pelajar dari Indonesia, baru-baru ini saya mendapat kesempatan luar biasa untuk berpartisipasi dalam acara G30 K-Library di mana 30 pelajar dari berbagai negara berkumpul untuk mengeksplorasi lanskap inovatif perpustakaan anak-anak di Korea. Pengalaman yang mengubah hidup yang mengungkapkan potensi perpustakaan untuk berkembang melampaui ruang konvensional untuk membaca dan belajar menjadi pusat pembelajaran, kreativitas, dan keterlibatan masyarakat yang dinamis.

Acara G30 K-Library membawa kita pada perjalanan melalui fitur-fitur mutakhir perpustakaan anak-anak Korea, menunjukkan bagaimana mereka memanfaatkan teknologi, pengalaman interaktif, dan aktivitas langsung untuk mendefinisikan kembali konsep perpustakaan:

dok. pri

Perpustakaan anak-anak di Korea telah melampaui anggapan tradisional bahwa perpustakaan adalah ruang tenang yang hanya digunakan untuk membaca buku. Sebaliknya, mereka telah menjadi pusat eksplorasi dan penemuan yang dinamis, di mana anak-anak dapat terlibat dalam berbagai aktivitas selain membaca, termasuk bermain game, merasakan ruang interaktif 3D, dan mencoba simulasi realitas virtual.

Perpustakaan dilengkapi dengan pengalaman belajar interaktif yang dirancang untuk merangsang rasa ingin tahu dan menumbuhkan kreativitas di kalangan anak-anak. Fiturnya berkisar dari ruang interaktif yang membawa pengunjung ke dunia berbeda hingga simulasi realitas virtual yang menawarkan petualangan pendidikan yang mendalam. Pengalaman-pengalaman ini memikat imajinasi kita dan mendorong partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Salah satu hal yang menarik dalam kunjungan perpustakaan ini adalah kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan langsung seperti membuat tas ramah lingkungan dan menciptakan karya seni. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran dan keberlanjutan lingkungan tetapi juga memungkinkan kami mengekspresikan kreativitas dan individualitas kami melalui seni dan keahlian.

dok. pri

Saat saya merefleksikan pengalaman saya di acara G30 K-Library, saya terinspirasi untuk membawa konsep dan praktik inovatif yang diamati di perpustakaan anak-anak Korea kembali ke Indonesia. Namun, saya menyadari pentingnya menyesuaikan ide-ide ini agar sesuai dengan konteks budaya, sosial, dan pendidikan yang unik di Indonesia. Pertanyaan ini pernah saya ajukan kepada pembicara di acara G30 K-Library kali ini, "Indonesia adalah negara dengan wilayah yang luas sehingga menimbulkan kesulitan dalam mengakses perpustakaan, lalu bagaimana kita mengatasinya? Profesor dari Universitas Sungkyunkwan mengatakan "Korea juga menghadapi masalah yang sama di masa lalu, jadi jawabannya adalah kita perlu membuat perpustakaan dapat diakses oleh semua orang melalui pembangunan perpustakaan umum di sekolah". Menurutku itu ide yang bagus. Melihat ke belakang, Indonesia juga memiliki perpustakaan bergerak yang bisa datang ke setiap desa yang membuat saya berpikir ulang tentang bagaimana menyesuaikan modernitas Perpustakaan Korea dengan Indonesia. Berikut beberapa pertimbangan untuk menerapkan inisiatif serupa di Indonesia:

Penting untuk memastikan bahwa kegiatan dan sumber daya yang ditawarkan di perpustakaan Indonesia selaras dengan nilai-nilai budaya dan preferensi masyarakat setempat. Memasukkan unsur budaya, cerita rakyat, dan tradisi Indonesia dapat meningkatkan relevansi dan daya tarik program dan layanan perpustakaan.

Di negara yang beragam dan luas secara geografis seperti Indonesia, memastikan aksesibilitas dan inklusivitas sangatlah penting. Upaya harus dilakukan untuk menjangkau anak-anak dari komunitas yang kurang terlayani, daerah pedesaan, dan kelompok marginal, dengan memberikan mereka kesempatan yang sama untuk mengakses sumber daya pendidikan dan berpartisipasi dalam program perpustakaan.

Kolaborasi dengan sekolah, organisasi masyarakat, lembaga pemerintah, dan pemangku kepentingan swasta sangat penting untuk keberhasilan inisiatif perpustakaan di Indonesia. Dengan menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, perpustakaan dapat memanfaatkan sumber daya, keahlian, dan jaringan untuk memaksimalkan dampaknya dan menjangkau khalayak yang lebih luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline