Lihat ke Halaman Asli

Menengadah dan Menagih Lagi

Diperbarui: 5 Oktober 2015   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

dan aku menghitung mundur lamunan ku dipikat kamu. pada waktu seberang dulu saat kamu punya aku. menagih dan menengadah banyak hal ke aku. kadang disertai gerimis atau muka manis,... dan aku kadang tak tentu tak bisa memastikan kamu bulat penuh di kedua mataku. terkadang aku mencibir aku,.... melihat cermin-cermin yang sempurna nampakkan aku lengkap dengan kamu sedang memeluk ku dan kubiarkan kamu. kau selalu mengharapkan tempat diantara kita maka mengendap aku dan ku biarkan kamu tak sendirian disana. memberi nyawa hidup sedikit-sedikit hingga mulailah kita menertawakan angin dan debu yang selalu beriring menyainggi kita. aku setengah meringgis menatap lengkung pipi mu digemas rindu pada ku. cemas yang ku pugar agar larut... maka mulai kau merasa aku membawa mu jauh berkeliling di putar-putar angin hingga sampai ke pusara pemahamanmu didekat aku. sampai ku tak ingat ujung akhir kita berkeliling,.. yang ku tau hanya kamu yang tak lagi bertanya padaku seketika mendongak ke langit mengabarkan pada tuhan tentang aku yang tak pernah sayang. cinta ini kecut dimain angin katanya,... dan aku terbungkam dari jeda yang ku harap hadir dari bibirnya,.. menengadah dan menagih lagi janji padaku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline