Lihat ke Halaman Asli

Khadin Bangsawan

Nil Satis Nisi Optimum

Ketika Semua Pintu Terbuka

Diperbarui: 30 Januari 2023   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang Guru Penggerak merupakan cerita hidup yang tidak akan pernah dilupakan. Mendaftar menjadi Calon Guru Penggerak melalui laman SIM PKB dan berhasil lulus bagi saya merupakan hal yang membanggakan. Di angkatan ke-2 yang saya ikuti, pendaftar awal sebanyak 17.095 orang yang memperebutkan 2.800 kuota CGP. Dengan proses seleksi yang ketat dan menunggu pengumuman kelulusan yang cukup lama, Alhamdulillah saya menjadi salah seorang yang diterima menjadi CGP.

Selanjutnya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan, juga merupakan langkah untuk maju yang mengagumkan bagi saya. Bertemu dan berkolaborasi dengan teman-teman guru se-Kota Bandar Lampung yang mempunyai visi yang sama merupakan hal yang sangat positif bagi saya.

Selama 9 bulan, kami yang notabene masih melakukan tugas wajib sebagai guru yakni mengajar, juga diwajibkan untuk mengerjakan tugas-tugas CGP melalui LMS. Tugas yang dikerjakan cukup banyak dan menyita waktu. Namun, semua tugas yang ada dengan alur MERRDEKA dapat saya selesaikan dengan baik.

Selain itu, kami para CGP pun harus melakukan pendampingan individu dengan pendamping Praktik kami masing-masing dan mengikuti lokakarya dari lokakarya 0 (perdana) sampai dengan lokakarya 9. Alhamdulillah, selama lokakarya selalu diadakan di hotel berbintang yang ada di kota kami, kecuali lokakarya ke-3 dan ke-4 yang diadakan secara daring karena diberlakukannya PPKM.

Di penghujung lokakarya atau lokakarya ke-9, juga diadakan pemilihan koordinator angkatan. Kami 106 CGP memilih 19 orang perwakilan masing-msing kelompok yang akan ditetapkan sebagai koordinator. Pemilihan dilakukan melalui tautan G-Form yang dibagikan dua hari sebelumnya untuk memilih 7 kandidat. Sebagai perwakilan kelompok, saya terpilih menjadi 7 orang kandidat yang akan dipilih kembali. Setelah saya dan 6 orang teman melakukan penyampaian visi misi dihadapan rekan CGP, Pendamping Praktik, Perwakilan Dinas Pendidikan kota dan provinsi, serta panitia dari P4TK. Pada prosesnya saya belum terpilih menjadi koordinator. Namun, dalam rapat internal kami dan melakukan voting tertutup, akhirnya saya diamanahi sebagai Wakil Koordiantor Angkatan 2 Bandar Lampung.

Selepas menjadi Guru Penggerak, tentu pengetahuan dan pengalaman yang kami dapat selama pendidikan segera saya implementasikan di sekolah. Mengusung proyek kelas dengan slogan "MANDI JANGKAR" (Pemanfaatan Dinding untuk Memajang Karya Murid) mendapat respon dan apresiasi yang positif dari kepala sekolah dan rekan-rekan. Proyek tersebut dirasa tepat guna karena dapat mengoptimalkan karya murid untuk dipajang di dinding kelas yang sudah disiapkan. Dengan program Mandi Jangkar yang saya gulirkan, murid dapat lebih leluasa dan berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan karyanya yang terbaik berupa puisi, gambar, dan hasil pemanfaatan barang bekas (koran, botol plastik, kertas bekas, dll). Melihat  senyum sumringah dari murid ketika karyanya dipajang menjadi kepuasan tersendiri bagi saya sebagai seorang guru.

Hasil memang tidak akan pernah mengkhianati proses serta takdir Tuhan yang tidak akan pernah tertukar untuk seseorang. Hal tersebut saya yakini untuk melakukan hal-hal terbaik disaat semua kesempatan datang. Berbekal label sebagai Guru Penggerak yang telah disandang, kesempatan untuk meningkatkan kapasitas diri seolah terbuka lebar.

Melalui proses seleksi untuk diangkat menjadi kepala sekolah yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung terhadap kami lulusan Guru Penggerak, saya salah satu lulusan yang akhirnya menjadi kepala sekolah. Dengan bermodal jawaban dua kata SIAP saat ditanya oleh Kepala Dinas, SIAP untuk menjadi kepala sekolah dan berani melakukan perubahan serta SIAP untuk di mana saja ditempatkan, saya dan keenam rekan yang lain dilantik oleh Ibu Walikota Bandar Lampung di Gedung Semergou tepat pada Jumat, 03 Juni 2022. Sehari berselang, akhirnya saya mengetahui kalau sekolah yang akan saya pimpin terletak di Kecamatan Teluk Betung Barat, tepatnya SDN 2 Batu Putuk.

Saat dibukanya seleksi Pengajar Praktik PGP Angkatan 5, tidak ada keraguan bagi saya untuk tidak mengikuti. Setelah mengunggah berkas yang diperlukan dan kembali mengerjakan esai seperti saat mendaftar guru penggerak, tiba saatnya sesi wawancara. Namun Tuhan berkehendak lain, saya gagal dalam mengikuti seleksi ini setelah melihat pengumuman yang tidak memuat nama saya. Baru di seleksi Pengajar Praktik angkatan selanjutnyalah saya berhasil dan didaulat untuk membersamai Calon Guru Penggerak di Angkatan 7.

Seakan tidak berhenti, syukur Alhamdulillah rezeki dari Allah SWT yang lain kembali berdatangan. Mengikuti seleksi melalui jalur prestasi menjadi Guru Pamong untuk Mahasiswa PPG Dalam Jabatan dan Instruktur PPG Prajabatan UNILA kembali saya ikuti dan diterima oleh pihak LPTK Penyelenggara. Selain itu, berkolaborasi dengan Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Lampung dengan menjadi fasilitator sekolah penggerak dan menjadi narasumber di beberapa momen webinar merupakan hal baru yang saya temui dan semakin mantap untuk dilakukan.

Dibeberapa kesempatan lain, diundang baik secara daring maupun luring untuk menjadi narasumber membuat saya semakin termotivasi untuk saling berbagi praktik baik dan budaya positif. Saya ingat sebuah kutipan saat mengikuti pelatihan google master, bahwa hal hebat tidak pernah dihasilkan satu orang, hal hebat dihasilkan tim. Kutipan tersebut semakin meneguhkan visi saya ke depan untuk terus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak demi mewujudkan perubahan yang nyata dan lebih baik. Tentu visi hidup ini, dulu, sekarang, dan nanti tidak akan pernah saya lupakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline