Lihat ke Halaman Asli

Khadeejannisa

Karyawan swasta

Memerdekakan Diri Sendiri

Diperbarui: 17 Agustus 2022   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: nasional.kompas.com

Hari ini adalah hari bersejarah bagi Indonesia. HUT RI yang ke ke 77 semenjak memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Makna kemerdekaan kala itu adalah bebas dari segala bentuk penindasan dan penjajahan oleh bangsa lain serta menentukan nasib negerinya sendiri.

Lalu bagaimana mengimplementasikan kemerdekaan itu di era sekarang dimana bangsa kita sudah menyatakan diri dan diakui sebagai negara merdeka.

Merdeka bisa diartikan mandiri, bebas, tidak bergantung. Dahulu berjuang melawan penjajah dan jaman sekarang berbeda konteksnya. Musuh tak selalu nyata berwujud musuh. 

Dalam satu waktu bisa berupa kompetitor atau oknum, di lain waktu bisa menjadi musuh dalam selimut. Dan tanpa disadari musuh terbesar itu adalah diri kita sendiri

Musuh sekaligus sahabat terbaik manusia adalah dirinya sendiri. Pikiran adalah faktor utama dalam menentukan apakah kita sedang menjadi musuh atau sahabat bagi diri sendiri. Pilihan ada di tangan kita masing-masing. Bagaimana caranya mengendalikan hati dan pikiran agar tercipta keseimbangan elemen dalam diri.

Tatkala manusia terbawa hawa nafsu maka yang bersangkutan telah mengalami kekalahan. Akalnya berusaha untuk memberikan pertimbangan, tetapi nafsunya tak berhasil dikendalikan. 

Dalam ajaran agama kita diajarkan berpuasa untuk menahan diri dari mengikuti hawa nafsu. Menahan keinginan makan-minum, membuang segala niatan buruk dan mengendalikan emosi.

Langkah terdekat untuk mengartikan kemerdekaan adalah dengan cara memerangi nafsu dalam diri. Nafsu yang dimaksud adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu. 

Perlunya menghindari perbuatan yang dirasa dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Keyakinan diri yang lemah, harapan yang konstan, obsesi yang berlebihan, terlalu memaksakan kehendak adalah musuh yang berbahaya.

Fenomena yang relate dengan kehidupan saat ini misalnya Hedonic Treadmill. Istilah ini mengarah kepada sebuah tendensi level emosi kebahagiaan seseorang yang tetap atau berada di tempat meskipun mencapai kesuksesan. 

Pada intinya adalah orang yang berlari mengejar sesuatu namun tetap berada di tempat. Banyak sekali orang yang terjerumus dan meyakini bahwa meningkatkan standar hidup dari hari ke hari akan semakin meningkatkan rasa bahagia mereka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline