Lihat ke Halaman Asli

LGBT dan Persahabatan

Diperbarui: 27 Februari 2016   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal tahun 2016, kita dihebohkan dengan kasus LGBT, dimana mereka yang mengaku sebagai kelompok LGBT menuntut agar diberikan hak asasinya di Indonesia.

Semenjak maraknya kasus LGBT, kami sebagai mahasiswa yang menjalankan aktivitas bersama teman-teman di Asrama, merasa resah dan gregetan. Karena LGBT banyak memberi pengaruh negatif, khususnya dalam kehidupan sehari-hari kami.

Suatu hari, ketika kami sedang berdiskusi santai, salah seorang dari kami bercerita bahwa ketika dia sedang berjalan bersama salah seorang teman dekatnya menuju asrama kami, seperti layaknya seorang sahabat, mereka berjalan dengan saling bergandengan tangan.

Namun ketika sampai di pertengahan jalan, mereka tiba-tiba mendengar suara seseorang mencibir dan menyindir bahwa yang dilakukan mereka (bergandengan tangan) masuk dalam perilaku LGBT.

Hal ini membuktikan, bahwa kebiasaan yang sudah lumrah dilakukan oleh sesama sahabat ini ternyata menjadi hal yang sensitif semenjak maraknya kasus LGBT di Indonesia.

Fenomena LGBT di Indonesia memberikan dampak yang negatif terhadap hubungan persahabatan. LGBT mengubah mindset orang-orang yang tadinya sangat menjaga hubungan persahabatannya, menjadi takut untuk terlalu dekat dengan sahabatnya bahkan sangat menjaga jarak.

Padahal sahabat merupakan orang-orang yang baik dan memberikan dampak positif, khususnya pada kaum hawa yang cenderung mencurahkan isi hati dan segala keluh kesahnya ke sahabatnya sendiri.

Menurut kami, sudah menjadi hal yang wajar, jika kita sebagai masyarakat wajib untuk tidak mendiskriminasikan pelaku-pelaku LGBT. Namun selain itu, kitapun wajib untuk memikirkan agar cibiran kita terhadap LGBT, kesensitifan kita terhadap LGBT tidak memberikan pengaruh negatif terhadap orang lain yang tidak bersalah, khususnya dalam masalah persahabatan.

Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dalam berbicara, jangan sampai semua perkataan kita menjadi ghibah. Allah SWT berfirman :

ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه واتقوا الله إن الله تواب رحيم

Artinya: Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Apakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allaah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al Hujurat: 12)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline