Lihat ke Halaman Asli

KH Imam Jazuli

Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon.

Desakan MLB NU Semakin Menguat, Vox Populi, dan Alasannya

Diperbarui: 3 Januari 2024   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KH, Imam Jazuli, Kader NU dan Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon (Dokumentasi Pribadi KH Imam Jazuli)

Muktamar Luar Biasa (MLB) bukan lagi isapan jempol, tetapi sudah menjadi aspirasi akar rumput warga Nahdliyyin. PBNU tidak boleh dibiarkan berlarut-larut berlayar di atas gelombang kontroversi, karena yang akan dirugikan adalah warga dan jamaah sendiri.

Setidaknya ada tiga (3) alasan mengapa MLB sangat mendesak diselenggarakan; pertama, kepatuhan pada amanah historis. Dalam sejarah panjang NU, sejak era kolonial sampai kemerdekaan, para masyaikh adalah simbol kepatuhan.

Peran para alim ulama dan Kiai dalam tradisi NU sangat sentral, sebagai kompas kehidupan warga Nahdliyyin, dan panutan dalam setiap tindakan. Karena itulah, memperlakukan alim ulama dan Kiai sepuh seperti Marzuki Mustamar adalah kewajiban moral semua warga Nahdliyyin.

Salah satu bentuk penghormatan terhadap Kiai Sepuh adalah tidak adanya sejarah pemecatan pengurus NU. Sejak era Hadratussyeikh Hasyim Asy'ari sebagai Rais 'Aam sampai Kiai Ma'ruf Amin, mulai dari era Kiai Hasan Gipo sebagai Ketua Umum sampai Kiai Said Aqil Siradj, tidak ada sejarah pemecatan secara tidak hormat terhadap Kiai Sepuh dari posisinya sebagai pengurus NU.

Kedua, kepatuhan pada ad/art organisasi.  Publik sadar betul bahwa Kiai Marzuki Mustamar mengkampanyekan dukungan kepada paslon AMIN bukan atas nama PBNU atau jabatannya di PWNU. Sebaliknya, Kiai Marzuki melakukannya atas nama individu yang tidak melanggar arahan dari Ketua Umum PBNU sendiri.

Andaikan Kiai Marzuki Mustamar memang salah di mata Ketua Umum PBNU, mengapa pemecatan yang sama tidak dilakukan kepada elite-elite dari Banom NU? Padahal, mereka juga memiliki posisi yang sama seperti Kiai Marzuki di NU, walaupun posisinya di Banom. Ketidakadilan dan inkonsistensi Ketua Umum terhadap aturan ad/art organisasi tercium publik.

Ketiga, sebagai respon atas semua ketidakadilan Ketum, muncullah gelombang massif di masyarakat bawah yang menyerukan MLB. Ramai konten di Media Sosial seruan dukungan kepada KH Marzuki Mustamar dan mendesak pelaksanaan MLB.

Majelis Ta'lim Langgher Konah, yaitu sebagian warga NU Madura. Tidak saja menyatakan dukungan penyelenggaraan MLB, mereka berkampanye mengajak massa untuk menyuarakan aspirasi yang sama. Dengan kata lain, aspirasi MLB sudah mengakar di level Grassroots.

Vox Dei Vox Populi

Di dalam alam demokrasi dan organisasi modern, sebagaimana diimpikan oleh Ketua Umum sendiri, prinsip "suara Tuhan suara rakyat" tidak bisa dihindari. Munculnya gerakan akar rumput di kalangan warga NU Madura adalah tanda bahwa gaya kepemimpinan Ketua Umum PBNU tidak sejalan dengan suara rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline