Lihat ke Halaman Asli

Kgs. Nurdiansyah

Pembelajar Sepanjang Hayat

Literasi Berbasis Kearifan Lokal, Tingkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Bahasa Inggris

Diperbarui: 23 Desember 2022   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Oleh Kgs. Nurdiansyah & Kurnia Saputri

Mempelajari bahasa asing memang agak sulit bagi kita yang sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah dan Bahasa Indonesia. Menurut Rahardjo (2019), bahasa daerah merupakan bahasa yang terdapat di suatu daerah yang lebih kecil dari suatu negara. Sedangkan menurut Siagian, R. S., & Noviyanti, S. (2022), bahasa daerah yang hidup berkembang di masyarakat, sering digunakan dalam berbagai aktivitas mereka sebagai makhluk sosial, termasuk di lingkungan formal seperti sekolah. 

Bahasa daerah lebih populer karena memang digunakan dalam setiap aktivitas masyarakat, dan setiap daerah tentunya memiliki bahasa daerah masing-masing. Bahasa Indonesia digunakan dalam aktivitas formal sebagai bahasa persatuan bangsa dan bahasa pengantar dalam pendidikan kita.

Adapun salah satu bahasa asing yang dipelajari di sekolah adalah Bahasa Inggris. Dalam Kurikulum Nasional saat ini mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah, baik Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka. Di Kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran wajib yang dipelajari pada jenjang SMP sederajat hingga SMA sederajat. Sedangkan di Kurikulum Merdeka, mata pelajaran Bahasa Inggris dipelajari pada jenjang SD sederajat hingga SMA sederajat.

Mempelajari bahasa tidak lepas dari literasi. Literasi sendiri saat ini sedang diupayakan untuk ditingkatkan, sebagai salah satu penunjang utama dalam pembelajaran di sekolah. Keterampilan literasi juga digunakan dalam Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) salah satunya adalah melalui Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Merujuk pada pusmendik.kemdikbud.go.id, Mendikbud mengatakan bahwa AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan.

Dalam beberapa buku teks pelajaran Bahasa Inggris terkadang menggunakan bacaan yang berasal dari negara lain atau tidak umum di suatu daerah. Untuk itu dalam peningkatan minat belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa Inggris, penulis melakukan serangkaian upaya yaitu dengan cara mencari dan menerapkan literasi berbasis kearifan lokal. Misalnya di Kota Pagar Alam yaitu Narrative Text : Legenda Si Pahit Lidah, Descriptive Text : Menggambarkan Gunung Dempo, Recount Text : Pengalaman ke Cughup Embun, Report Text : Tempat Wisata di Pagar Alam, News Item Text : Ulang Tahun Kota Pagar Alam, Procedure Text : Cara Membuat Kelicuk, dan lain sebagainya.

Dengan penerapan literasi berbasis kearifan lokal diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk mempelajari Bahasa Inggris dan tentunya juga akan meningkatkan minat belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa Inggris.

Referensi :

https://pusmendik.kemdikbud.go.id/an/page/news_detail/asesmen-nasional-1

Rahardjo, T., Degeng, I. N. S., & Soepriyanto, Y. (2019). Pengembangan Multimedia Interaktif Mobile Learning Berbasis Anrdroid Aksara Jawa Kelas X Smk Negeri 5 Malang. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 2(3), 195-202.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline