Lihat ke Halaman Asli

Cahaya di Sudut Senyuman

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mentari tampaknya sedang bersemangat untuk menyinari bumi. Teriknya dapat dirasakan oleh banyak orang yang sedang berjalan di Alun-alun kota Bandung. Reraena, anak dari seorang yang kaya raya serta sahabatnya,Dio, yang baru pulang sekolah pun memutuskan untuk beristirahat sambil menikmati segelas Es Cendol yang segar. Sambil menghabiskan waktu sampai sang mentari mengurangi teriknya, mereka berdua memanfaatkan waktu yang mereka punya untuk menyelesaikan sebagian tugas sekolah mereka yang yang belum sempat terselesaikan di sekolah.

Saat Reraena dan Dio sedang asyik mengerjakan tugas mereka, kemudian datang seorang gadis kecil yang berpakaian lusuh dengan aroma badan yang tidak sedap karena keringat dari tubuhnya, menghampiri mereka berdua sambil menyanyikan lagu Sherina "Simfoni Hitam". Gadis kecil itu menyanyikan lagu dengan semangatnya tanpa memperdulikan keringat yang sudah keluar dari tubuhnya.Saat penutupan lagu, gadis kecil itu pun terbatuk yang kemudian membuat Reraena dan Dio pun kini memperhatikannya. Reraena dan Dio pun saling memandang, meski gadis kecil itu batuk-batuk, namun dia tetap menyelesaikan lagunya hingga akhir. Reraena dan Dio yang memandang kagum pada gadis itu,karena meski terbatuk dia tetap menyelesaikan tugasnya menghibur. Kemudian Reraena mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu rupiah pada gadis itu. Tangan kecilnya pun menerima uang dari Reraena.

“Banyak Sekali” gadis kecil itu heran..

“Gak apa-apa,ambil aja semua” Reraena memberi dengan tulus.

“Makasih,Kak!” Gadis kecil itu tersenyum bahagia.

Saat sedang tersenyum, Dio melihat di sudut mata gadis itu ada setitik air mata yang keluar.

“Kenapa nangis,Dek?” Tanya Dio yang penasaran dengan air mata itu setelah menerima uang dari Reraena.

“ Saya gak nangis,Kok. Kakak lihat saya tersenyum,Kan?” jawab gadis itu dengan senyuman.

“Kalo adek tersenyum,gak mungkin ada air mata di sudut matanya,Kan?” Dio pun membalas dengan senyuman pada gadis itu.

“Saya terharu,Kak. Uang ini sangat banyak menurut saya. Dan saya bahagia sekali, upah saya menyanyi ternyata ada yang menghargainya begitu besar juga. Dengan uang ini, cukup bagi saya untuk bayar hutang saya di sekolah.” Jawab gadis itu yang mulai mengeluarkan air mata.

“Jadi,kamu menyanyi begini untuk sekolah? Memang kemana orang tua kamu?” Tanya Reraena penasaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline