Lebih dari 2 tahun pandemi bercokol di bumi pertiwi. Hari demi hari pemberitaan kasus positif covid19 marak di berbagai media. Banyak dari kita kehilangan sanak saudara. Masyarakat dihantui kecemasan setiap harinya. Berbagai macam cara dilakukan agar terbebas dari covid-19. Mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, hingga program vaksinasi pun dilakukan. Serentak, simultan dan berkesinambungan pemerintah mengambil tindakan tegas untuk menghentikan penyebaran virus itu.
Hal ini akhirnya juga mengubah cara orang dalam beraktivitas. Salah satunya kegiatan bertransaksi. Akibat pandemi covid19, pembelanjaan digital pun meningkat transaksinya. Masyarakat mulai melek teknologi, baik di perkotaan maupun pedesaan. Dengan adanya marketplace atau pihak ketiga, masyarakat tidak ragu dan takut lagi untuk membeli secara daring. Karena proses pencairan uang terjadi setelah barang diterima konsumen.
Mulai dari produk bayi hingga dewasa dapat di beli secara daring. Semua dimudahkan hanya dalam sentuhan jari. Bukan hanya dari sisi pembeli yang dimudahkan, tapi juga penjual. Bermodalkan HP berkamera, kita sudah bisa memiliki etalase online. Dengan adanya beragam pilihan yang terdapat di layar HP, tentu menuntut dan diperlukan dukungan sistem yang kuat.
Ada 3 sistem yang harus sepenuhnya diperhatikan, yakni; pemasaran, pemesanan, dan pengantaran. Dengan perubahan pembelian secara digital, daya beli masyarakat terdongkrak naik. Karena turunnya biaya pencarian barang, dan semua barang dapat ditemukan secara mudah. Selain hal itu, pemain pasarnya juga semakin meluas bahkan mengglobal. Untuk itu para penjual perlu menerapkan strategi jitu dalam melakukan pemasaran. Semisal melakukan flash sale ketika hari belanja online nasional. Atau, memastikan barang yang dijual mendapat review yang baik dengan menyelipkan kartu ucapan terima kasih telah membeli barang di tokonya.
Banyak hal dapat dilakukan untuk meningkatkan pemasaran. Sedangkan untuk pemesanan, perlu diperhatikan, hindari produk yang dijual tidak sesuai dengan apa yang dideskripsikan. Diperlukan keahlian, kejujuran dan ketelitian dalam menuliskan deskripsi dari pihak penjual, agar pembeli tidak kecewa dengan barang yang telah di beli.
Sistem ketiga yang perlu dibangun adalah pengantaran. Pengantaran mengambil kunci penting dalam proses pembelanjaan online. Layanan pengantaran yang baik menjamin barang yang dibeli sampai di tangan pemesan dalam keadaan yang baik. Terutama barang yang mudah pecah atau rusak. Pergerakan ekonomi sangat tergantung dan sangat terbantu dengan adanya layanan antar barang ini. Tanpa adanya layanan antar barang, para pemilik UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) akan kewalahan mengirim barang.
Walaupun banyak sistem pembayaran yang berlaku, namun sebagian pembeli masih merasa aman dan memilih sistem COD (Cash On Delivery). Untuk memenuhi keperluan ini, para pemilik toko online yang menyediakan sistem pembelian COD dapat menggunakan jasa JNE Express.
Tidak dapat dipungkiri, JNE berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan gaya hidup di era digital. JNE juga mendukung bergulirnya roda perekonomian Indonesia pada level mikro dengan menjembatani kebutuhan konsumen.
Dengan ketiga sistem yang sudah dibangun kuat tadi, masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir untuk menjual atau membeli secara online. Sehingga perekonomian indonesia dapat terus bangkit dan berjalan baik. (KZ)