Di hutan yang pernah gemuruh dengan nyanyian burung dan desiran pepohonan, kini terasa sunyi. Hanya suara langkah-langkah berat manusia dan gemerisik angin yang tersisa. Dua peneliti, Maya dan Rizky, berjalan dengan hati-hati melintasi reruntuhan hutan yang dulu subur. Di antara reruntuhan, mereka menemukan sarang komodo yang kosong.
Maya: "Ini menakutkan, Rizky. Hutan ini dulu adalah rumah bagi begitu banyak makhluk hidup."
Rizky mengangguk serius, "Ya, deforestasi telah menghancurkan habitat alami mereka. Kita harus bergerak cepat untuk menyelamatkan yang tersisa."
Mereka terus berjalan, mencari jejak komodo. Tiba-tiba, mereka mendengar suara gemuruh dari kejauhan.
Maya: "Apakah itu...?"
Rizky: "Ayo kita lihat."
Mereka berlari ke arah suara itu dan menemukan seekor komodo yang terluka di tanah yang gersang. Komodo itu terlihat lemah dan kelelahan.
Maya: "Oh tidak, dia terluka parah."
Rizky: "Kita harus membawa dia ke pusat rehabilitasi secepat mungkin."
Mereka bekerja sama mengangkat komodo itu dengan hati-hati dan membawanya ke mobil mereka. Selama perjalanan, mereka berbicara kepada komodo itu dengan lembut, berharap memberinya sedikit kekuatan.