Wilhelm Dilthey (1833-1911), seorang filsuf dan sejarawan Jerman, mengukir namanya dalam sejarah pemikiran humanistik dengan kontribusinya terhadap hermeneutika, ilmu pengetahuan manusia, dan pemahaman makna kehidupan. Artikel ini akan menjelajahi perjalanan hidupnya, pemikirannya yang mendalam, teorinya yang memengaruhi banyak disiplin ilmu, dan filsafatnya yang mendalam tentang makna kehidupan.
Biografi Wilhelm Dilthey
Wilhelm Dilthey lahir pada 19 November 1833, di Biebrich, Wiesbaden, Jerman. Dalam masa muda, ia menunjukkan minat yang mendalam pada bidang humaniora dan sastra. Dilthey memulai pendidikan tingginya di Universitas Berlin, yang pada saat itu merupakan pusat intelektual Eropa, dan kemudian meraih gelar doktor di bidang filsafat. Kariernya di dunia akademis dimulai sebagai seorang profesor di Universitas Basel pada tahun 1867 dan kemudian di Universitas Kiel pada tahun 1882.
Pemikiran dan Teori
Hermeneutika dan Pemahaman Manusia
Kontribusi terbesar Dilthey adalah dalam bidang hermeneutika, suatu metode interpretatif yang bertujuan untuk memahami makna dalam konteks sejarah dan budaya. Dilthey menegaskan bahwa untuk memahami manusia dan karya seni, kita perlu memahami pengalaman manusia melalui lensa sejarah dan budaya.
Pembedaan Ilmu Pengetahuan Alam dan Manusia
Dilthey membedakan antara ilmu pengetahuan alam yang mengutamakan objektivitas dan ilmu pengetahuan manusia yang memerlukan pendekatan interpretatif. Baginya, ilmu pengetahuan manusia melibatkan pemahaman dan interpretasi terhadap nilai-nilai dan konteks sejarah.
Dialektika dan Sintesis Pemahaman
Dalam pandangan Dilthey, pemahaman manusia melibatkan proses dialektis di mana konflik antara pemahaman yang sudah ada (tesis) dan perspektif baru (antitesis) menghasilkan sintesis pemahaman yang lebih tinggi. Proses ini merupakan bagian integral dari evolusi kehidupan manusia.
Filsafat Makna Kehidupan
Pentingnya Konteks Sejarah
Dilthey meyakini bahwa makna kehidupan dapat dipahami melalui konteks sejarah dan budaya. Manusia, menurutnya, adalah produk dari keadaan sejarah dan budaya yang membentuk pemahamannya terhadap dirinya sendiri dan dunia.