Lihat ke Halaman Asli

Perundungan Siswa di Sekolah

Diperbarui: 15 November 2023   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai tanggung jawab dalam membentuk siswa menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Tuhan, mandiri, dan berkarakter Pancasila. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi siswanya. Namun, ada aksi yang tidak terpuji di kalangan pelajar yang kian memarak.

Akhir-akhir ini berita kasus bullying di Indonesia kembali muncul. Masyarakat begitu kaget ketika melihat beredarnya video, aksi perundunga anak sekolah menegah pertama di Cilacap, Jawa tengah yang mengalami perundungan atau bullying dari teman-temannya.

Seorang siswa SMP Cilacap, berinisial FF mengalami patah tulang di bagian rusuk diduga mengalami perundungan oleh teman--temannya, lantaran pelaku kesal karena korban mengaku sebagai bagian dari anggota gengnya.

Kasus perundungan di sekolahpun kian bertambah, seperti kasus perundungan pelajar inisial YA di Al Ma'shum, Kisaran, Asahan, Sumatera Utara. Korban dikeroyok enam teman sekelasnya sendiri, hal tersebut beredar dengan adanya video aksi pengeroyokan, bahkan sekolah diduga menutupi hal tersebut karena sudah dilakukan berulang kali aksi perundungan terhadap korban. Akibatnya korban mengalami trauma.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan bahwa kasus bullying di sekolah menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di sektor pendidikan. Dari 2011 sampai Agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah tersebut sekitar 25 persen dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480 kasus. Bullying yang disebut KPAI sebagai bentuk kekerasan di sekolah mengalahkan tawuran pelajar, diskriminasi pendidikan, ataupun aduan pungutan liar. KPAI mengklasifikasikan aduan kekerasan anak berdasarkan bidang, selain pendidikan, ada sembilan sektor lainnya termasuk pornografi, kesehatan, dan eksploitasi anak. Total dari 2011 sampai Agustus 2014 mencapai 12.790 aduan. (Nunuk Sulisrudatin, 2015)

Kekerasan yang sering terjadi di sekolah memberikan dampak kerugian bagi siswa - siswi ataupun sekolah. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran, mengancam nyawa dan juga psikis siswa. Lalu bagaimana sekolah mengatasinya? Sekolah seharusnya membentuk siswa agar terjadi perubahan di dalam diri mereka, menerapkan pembelajaran nilai moral, keagamaan, agar mereka menggangap diri mereka sebagai generasi penerus bangsa yang berkarakter Pancasila.

Banyak siswa yang kurang memahami apa itu bullying, mereka kebanyakan menganggap bahwa hal tersebut hanya lelucon. Dengan mengajarkan materi tentang bullying kepada siswa, dapat menyadarkan mereka mengetahui apa itu bullying, bentuk, dan dampak bagi pembully dan juga korban bullying.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline