Eromoko, Kab. Wonogiri -- Kemajuan peradaban pada masa ini sudah dapat menggambarkan betapa literasi sangat dibutuhkan. Dengan bantuan inovasi, pengembangan, dan peningkatan di hampir setiap aspek kehidupan manusia, dapat ditunjukkan bahwa hal-hal tersebut tidak dapat dicapai tanpa keahlian. Mengutip data tahun 2019 dari Central Connecticut State University, sebuah studi berjudul "The Most Literate Country in the World" menunjukkan bahwa Indonesia memiliki minat baca terendah kedua dari 61 negara. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca anak Indonesia sangat perlu terus dievaluasi dan ditingkatkan saat ini. Salah satu bentuk kegiatan peningkatan ini adalah pengembangan berbagai program untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Saat ini telah banyak program atau strategi dan model pembelajaran yang dikembangkan di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa khususnya siswa sekolah dasar, karena sekolah dasar merupakan langkah awal dalam dunia pendidikan anak. Berdasarkan penuturan Camat Eromoko, Pak Danang -- "Sejak pandemi lalu, anak-anak di Desa Pucung lebih menyukai bermain game online dan malas membaca buku, sehingga pembangunan perpustakaan remaja desa mangkrak". Hal tersebut juga didukung berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan wawancara bersama guru di SDN 3 Pucung, Ibu Yani yang menyatakan "Banyak siswa yang tidak tertarik untuk membaca buku yang disediakan di perpustakaan sekolah dikarenakan siswa kurang memahami pentingnya membaca".
Berdasarkan riset mengenai anak Indonesia darurat membaca ini, maka mahasiswa KKN Undip Tim 1, Kezia Graviery dari jurusan Antropologi Sosial mengupayakan kegiatan pelatihan peningkatan minat baca konvensional untuk anak-anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Pucung. Kegiatan pelatihan ini ditujukan untuk guru-guru, sehingga harapannya dapat terus berlanjut kepada anak-anak.
Dalam pelatihan yang diselenggarakan pada Senin (30/1/2023), metode sinema edukasi menjadi highlight method yang digunakan Kezia untuk meningkatkan kemampuan membaca anak. Guru menyajikan beberapa video pendidikan di YouTube untuk meningkatkan keterampilan membaca anak.
Film edukasi sendiri merupakan metode yang menggunakan media berupa film/video pendek yang berkaitan dengan unsur-unsur pembelajaran. Metode ini sangat baik untuk membangkitkan semangat siswa, karena dengan menonton film/video animasi pendek ini, siswa tidak mudah bosan dan dapat menangkap materi yang disajikan atau tertanam di dalamnya. Pada materi di bawah ini kami ingatkan tentang manfaat membaca bagi siswa dan bagaimana cara meningkatkan minat baca siswa. Di akhir pelatihan, poster dengan slogan "Baca" dipasang di halaman sekolah dan di perpustakaan untuk mendorong siswa membaca di perpustakaan.
Dengan pelatihan ini, diharapkan dapat efektif membangun minat baca para siswa/i, harus ada pancingan dan inovasi terlebih dahulu dari tenaga pendidik dalam meningkatkan kegiatan literasi tersebut. Besar harapan dengan langkah kecil ini, agar kelak generasi penerus bangsa dapat menjadikan Indonesia menjadi negara dengan literasi yang tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H