Lihat ke Halaman Asli

Aku, Kamu, dan Hujan

Diperbarui: 9 Juni 2024   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku menikmati tetesan hujan yang mulai membasahiku. Aku Sheila, hujan adalah saat  favoritku untuk berkeluh kesah. Hanya ada satu alasan mengapa aku menyukai hujan.

 Ayah dan ibuku sudah berpisah sejak aku berumur 8 tahun. Walau masih terbilang cukup muda, aku sudah mengerti situasi saat itu. Aku selalu berusaha untuk menyatukan kembali keluargaku, namun selalu nihil.

 Untuk menghilangkan beban pikiranku, aku duduk di taman sembari menyaksikan hujan yang turun semakin deras. Aku berteriak di tengah hujan, lalu aku menangis. Tanpa kusadari, ada seseorang yang memperhatikanku sedari tadi. Aku merasakan tepukan pelan di pundakku.

"Hey"

Suara samar di tengah hujan itu membuyarkan lamunanku. Tanpa aba-aba dia menarikku untuk berdiri sembari menyodorkan tangan, ia berkata

"Aku Egar, dari SMA Bangsa."

Aku hanya diam mencerna situasi ini

"Namamu?"

Ucapnya sembari mempertahankan posisi tanganya

"Ah, aku Sheila."

Ucapku sambil menjabat tanganya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline