Lihat ke Halaman Asli

Bukan Seperti Itu Bunda...

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agendaku hari ini berbuka puasa bersama seorang teman, walaupun sebenarnya aku sedang tidak berpuasa. Sampai teteh meledekku, "Emang orang yang ga puasa bisa ikut bukber?" Ups, benar juga pertanyaan itu. Maka aku ganti istilahnya dengan "Makan bersama", lebih tepat bukan? :D

Temanku memilih Pizza Hut sebagai tempat untuk berbuka hari ini dan memesan paket delight untuk berdua. Sang pelayan wanita mempersilahkan kami untuk menunggu selama 15 menit sampai pesanan kami datang. Tidak sampai 15 menit, pesanan sudah datang dan kami dapat menikmati pesanan kami.

Ada yang unik ketika kami makan. Bukan unik mungkin, lebih ke suatu penyimpangan menurutku. Penyimpangan yang dilakukan seorang ibu terhadap anaknya.

Aku memotong pizza menjadi beberapa bagian agar aku dapat mudah memakannya dengan tangan kananku tanpa harus pisau selalu ku genggam. Tiba-tiba mataku tertuju pada meja didepanku. Disana ada empat orang, antara lain; seorang perempuan bersama anak balita laki-lakinya dan dua orang laki-laki muda yang sepertinya adalah adik dari perempuan tersebut.

Aku sangat terkejut ketika melihat anaknya yang tidak sengaja mengangkat garpu yang sudah berlumur saus tomat mengenai ujung kerudung bagian atas ibunya, yang sepenglihatanku hanyalah setitik saus saja yang menempel. Namun dengan emosi yang meledak-ledak ia marah dan melampiaskan emosinya kepada anak balitanya. Setelah meyakinkan bahwa kerudungnya terkena saus dengan bertanya kepada adiknya, lalu ibu tersebut memukul anaknya. Tidak hanya itu, ia juga menjewer dan menyentil telinganya, menampar pipinya dan mendorong kepala anaknya hingga anak tersebut menangis, memerah mukanya hingga sesunggukan dan terbatuk-batuk. Setelah puas main fisik, sang ibu melanjutkannya dengan caci maki didepan muka anaknya yang sedang menangis sambil jarinya menunjuk kerudung yang ternoda saus tomat setitik itu. Tak henti sampai disitu, belum selesai anaknya menangis, ibu tersebut menyuapinya dengan potongan pizza dan memaksa anaknya untuk makan. Sambil menangis pula anak itu terpaksa untuk makan karena paksaan dari ibunya. Mulutnya terus mengunyah sambil tangannya menyapu mata yang basah dan menahan nafasnya yang tersengal-sengal. Seketika itu hilang nafsu makanku. Namun tak bisa kualihkan pandanganku dari hal itu.

Beberapa saat berlalu, aku menghentikan makanku dan masih memperhatikan mereka. Terlihat sang ibu sudah mereda emosinya, begitupun sang anak, sudah tampak tenang dari nangisnya. Lalu terlihat pula tiba-tiba perempuan itu membelai kepala anaknya, menciumnya dan memeluknya. Alhamdulillah, masih ada sisi malaikatnya setelah iblis menguasai dirinya. Aku mulai tenang dan bisa melanjutkan makanku tertunda.

Bunda... Apakah itu yang seharusnya kau lakukan ketika emosimu memuncak hanya karena kesalahan kecil dari anakmu yang seharusnya dengan kata-kata patut saja bisa terselesaikan masalahnya? Andai bunda tahu, anak pun adalah manusia, sama seperti kita, hanya fisiknya sajalah yang tampak kecil. Seandainya bunda mengerti, bahwa anakpun memiliki perasaan yang sama seperti kita orang dewasa. Ajaklah mereka untuk berdiskusi, sampaikan perasaan bunda dengan baik jika bunda tidak suka dengan apa yang anak lakukan. Ajaklah anak untuk menemukan solusi dan jalan keluar yang terbaik dengan kesepakatan bersama. Banyak pula bunda yang membalikkan pernyataan, "Halah, masih anak kecil, mana ngerti hal-hal seperti itu!" Bunda salah jika bunda mempunyai pemikiran seperti itu, dan itu berarti menunjukkan bahwa bunda yang belum mengerti.

Bunda, banyaklah belajar lagi untuk dan agar benar-benar siap menjadi seorang bunda. Salam hangat untuk semua bunda yang berhati mulia. :)

Key Risma 4/8/2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline