Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, merupakan kawasan pemukiman yang memiliki pengrajin atau SDM yang terampil, khususnya kerajinan produk tas, sepatu, jaket, dan lain sebagainya dengan berbahan dasar kulit hewan, serta kualitas produk yang diproduksi dapat dikatakan bukan kaleng-kaleng. Sehingga Tanggulangin dikenal sebagai salah satu penghasil kerajinan kulit terbesar dan jauh lebih murah di Jawa timur sejak dahulu. Kerajinan-kerajinan yang dihasilkan juga pernah diekspor ke Brunei Darussalam, Malaysia, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Sebagian proses pembuatannya masih memanfaatkan teknik tradisional dan cukup membutuhkan waktu yang lama.
Sekitar 16 tahun lalu tepatnya 2006, terdapat peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo di Kecamatan porong. Hal tersebut menyebabkan tergenangnya kawasan pemukiman warga, salah satu lokasi terdampaknya adalah Kecamatan Tanggulangin. Akibatnya pertanian, perindustrian hingga aktivitas perekonomian di Jawa Timur sangat sempat terguncang hebat. Banyak warga kehilangan pekerjaan, gulung tikar, hingga kehilangan tempat tinggal.
Meski aktivitas ekonomi khususnya Kabupaten Sidoarjo berhenti akibat dari lumpur Lapindo, UMKM Tanggulangin akhirnya dapat bangkit kembali meskipun tidak seramai dahulu. Banyak dari pelaku usaha mengeluhkan sepi pengunjung dan tidak ada lagi bus pariwisata yang datang, terlebih lagi gempuran barang impor asal China yang memperparah kondisi aktivitas perekonomian pengrajin Tanggulangin. Meski tak seramai dulu, penduduk masih tetap bersyukur karena industri kulit dapat bertahan hingga sekarang.
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, khususnya Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, memberikan fasilitas bagi para mahasiswanya untuk dapat menambah wawasan dan pengalaman kepada mahasiswa mengenai kegiatan riil di dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja dengan meluncurkan PKKM (Program Kompetisi Kampus Merdeka).
Keyko Kineta Endarwantika dan Nur Alifa Misbach merupakan mahasiswi yang ikut serta mengikuti PKKM ini. Mereka ditempatkan disalah satu UMKM yang terletak pada Tanggulangin, yakni CV Prima Leather selama empat bulan, periode September hingga Desember. Semangat kedua mahasiswi tersebut membara dalam mengharumkan kembali nama industri Tanggulangin ketika melihat kondisi perindustrian di wilayah tersebut telah hampir 180 derajat berbeda dari yang dulu. Keyko dan Alifa telah bersama bergerak mulai dari pengerjaan konten di sosial media, mengunggah produk di e-commerce, dan sekaligus memberikan edukasi agar warga online dapat mengetahui informasi, fakta-fakta, dan sejarah industri kulit Tanggulangin.
"Kesempatan emas yang saya dapatkan kali ini akan saya gunakan sebagai media dalam mengenalkan kembali industri Tanggulangin yang masih belum bersinar seperti dulu, ditambah lagi wabah COVID-19 yang berdampak kembali pada pengrajin Tanggulangin.", ucap Keyko Kineta, mahasiswi sekaligus Duta Wisata Guk & Yuk Kabupaten Sidoarjo 2022.
"Selain dari tujuan kami untuk mendapatkan wawasan dan mengenal dunia kerja secara nyata di CV Prima Leather ini, kami juga mengupayakan agar pengrajin di Tanggulangin dapat dikenal lagi secara luas masyarakat selain Sidoarjo dan sekitarnya. Disamping itu kami juga mengajak masyarakat untuk lebih mencintai produk lokal.", ucap Nur Alifa, mahasiswi sekaligus anggota Advokasi Kesejahteraan Masyarakat BEM FEB UPNVJT 2022.
Kedua mahasiswi tersebut juga merasa mendapatkan pengalaman yang sebelumnya belum pernah didapat. Dengan ini, Keyko dan Alifa mencoba untuk menerapkan teori yang didapat dalam bangku perkuliahan seperti bagaimana strategi yang tepat untuk memasarkan produk yang tidak biasa (yakni kulit), meningkatkan kualitas SDM karyawan di CV Prima Leather mengenai Digital Marketing, serta kegiatan operasional lainnya.
"Saya merasa terbantu dengan adanya mereka (Keyko dan Alifa), karena sebelumnya saya belum pernah meng-handle apapun yang berkaitan dengan online.", ucap Bapak Khozin selaku pemilik CV Prima Leather.