Lihat ke Halaman Asli

Presiden ke-4 Indonesia yang Berhumor

Diperbarui: 19 Mei 2023   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut saya, artikel tersebut sangat menarik untuk dibaca. Meskipun ceritanya panjang, humor presiden Gus Dur selalu membuat pembaca tertarik atas sejarahnya. Humor yang digunakan oleh Gus Dur juga bersifat mengkritik sehingga ia merupakan salah satu pengguna teks anekdot.

Artikel tersebut menceritakan gaya Gus Dur berpidato pada saat ia masih menjadi presiden. Karena Gus Dur seorang yang humoris, seringkali dalam pidato di forum-forum resmi pun Gus Dur selalu menyisipkan anekdot atau  cerita pendek lucu. Contohnya, pada saat Ia menjelaskan seperti apakah profesionalitas dan kompetensi inteligen Indonesia semasa Orde Baru dengan cara yang sederhana, ia menggunakan kisah lucu yang bertujuan untuk menyampaikan dan mengkritik secara tajam bagaimana seorang inteligen yang tidak bisa membedakan antara berkomunikasi dan berdoa.

Sebagai contoh, teks anekdot seperti demikian:
Baju Termahal
Pada suatu hari, ada dua teman yang sedang berbincang di sekolah bernama, Arvin dan Anton.

Arvin: "Ton, rupanya di negara kita banyak politisi yang kaya raya!. Saking kayanya, mereka bisa membeli baju termahal di Indonesia!"
Anton: "Hah? Emangnya baju termahal di Indonesia apa vin?"
Arvin: "Iya baju tahanan KPK lah."
Anton: "Kok baju tahanan?"
Arvin: "Coba saja pikir, politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut."
Anton: "Ohhhh maksudmu begitu, baru ngerti juga aku."

Teks ini merupakan teks anekdot karena mengandung unsur humor dan kritikan di dalamnya. Humornya muncul dalam perkataan Arvin pada saat ia mengatakan bahwa politisi dapat membeli baju termahal di Indonesia yang merupakan baju tahanan KPK karena politisi harus mencuri uang negara 1 milyar agar dapat memakai baju tersebut. Hal ini juga merupakan kritikan dari politsi korup pada jaman sekarang.

Dari contoh teks dan artikel yang dibaca, kita mengetahui bahwa teks anekdot digunakan sebagai sebuah ruang untuk mengkritik, menyindir maupun ketidakpuasan terhadap penguasa. Namun, kritikan ini dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah hal yang jenaka dan terkesan lucu. Jadi, teks anekdot menyampaikan kebenaran dengan cara yang lucu dan menarik.

Teks anekdot dapat menceritakan sebuah situasi yang terjadi di mana saja. Anekdot biasanya digunakan untuk mengkritik kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena. Tujuan dari pembuatan teks anekdot sebagai sarana untuk menghibur sekaligus mengkritik. Jadi, teks anekdot bisa saja digunakan dimana saja dan dapat digunakan untuk mengkritik hal-hal yang menjadi permasalahan masyarakat.

Inilah mengapa Bapak Presiden Gus Dur menggunakan teks anekdot. Gus Dur sering menggunakan teks anekdot sebagai sarana kritik yang mengandung humor. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam dan interpretasi yang tepat terhadap pesan yang disampaikan dalam teks anekdot, agar tidak meyulut emosi.

OAH/29

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline