Lihat ke Halaman Asli

Kevin Julianto

Writer. Banker. Announcer.

Psikolovea "The Statement"

Diperbarui: 17 Agustus 2018   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Made Up Your Mind

Sebagai konselor yang sudah berhasil membawa sebagian besar kliennya melenggang ke jenjang pernikahan, terkadang menjadi 'beban' tersendiri saat ditanya 'Lah kamu sendiri kapan nikah?'

Pengalaman kegagalan pertunangan sebelumnya membuat Saya tidak mudah percaya begitu saja dengan namanya memulai hubungan baru. Kalau pun dimulai, bawaannya secara tidak langsung membanding-bandingkan dengan my-ex, which is not good. Masa pemulihan 'luka batin' cukup memakan waktu, meanwhile mantan tunangan sepertinya sudah melenggang lebih cepat move on-nya. Terdengar sedikit ironis yah. Mengingat Saya adalah sosok yang suka memberi nasihat. Kalau ibarat pepatah antah berantah, 'tukang cukur juga butuh dicukur sama orang lain'.

Selepas talkshow di radio, peserta pelatihan yang Saya adakan memenuhi kuota. Salah satu admin saya kemudian menghubungi via Whatsapp "Pak ada satu peserta lagi yang baru daftar, bagaimana?"

Pelatihan yang saya adakan sifatnya ekslusif terbatas hanya 10 peserta karena pelatihan ini memperbanyak praktik baru teori. Perbandingannya 70% berbanding 30%. Maka kalau pesertanya terlalu banyak, khawatirnya praktik tidak akan efektif. Tapi feeling berkata lain, sepertinya boleh saya memberikan exception untuk peserta yang satu ini. Dengan catatan, saya belum melihat sosoknya atau wajahnya sebelumnya.

"Yaudah kamu registrasiin dia juga, sekalian buat pengumuman kelas sudah penuh ya"

Salah satu peserta saya ternyata adalah teman SMA saya, yang dulu kita pernah ada kisah cerita kedekatan tapi nggak pacaran. Posisinya dia sekarang masih sendiri alias single, belum punya pacar maupun menikah.

"Jomblo loh ini peserta" ujar Endro, yang juga nanti mengisi materi di salah satu sesi pelatihan tersebut.

"Terus? Mentang-mentang jomblo semua lu rekomendasiin, kalo ngga salah bi icut juga jomblo ngga sekalian rekomendasiin?" jawab saya sedikit ketus.

"Beda dong Dri, ah elu sensi amat kayak pantat bayi" timpal Endro

"Lagi nggak mood. Lagian kan ini gue lagi bersih bersih kontak dari cewek-cewek toxic, as you know"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline