Lihat ke Halaman Asli

Ikatan Harapan Menuju Betlehem

Diperbarui: 24 Desember 2024   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://jesuits.id/aneka-ragam-budaya-satu-yesus/

Natal

Natal telah menjadi salah satu tradisi suci bagi umat Kristiani sejak dahulu kala. Pada masa ini berbagai macam sukacita dan kebahagiaan hadir dan boleh dirasakan oleh setiap manusia yang sedang berziarah di dunia karena masa penantian telah tiba melalui datangnya Sang Mesias sejati melalui gerbang perawan Maria murni nan suci dengan pengantinnya yang setia dan taat St. Yusuf. Anak Allah keturunan Daud hadir dalam kesederhanaan dengan nyanyian merdu bala tentara surgawi, seluruh malaikat bernyanyi bagi-Nya menghaturkan pujian dan kemuliaan bersama para gembala dan para majus yang dipimpin oleh Bintang Timur menuju kediaman Sang Raja. “Sabda telah menjadi daging dan tinggal di antara kita” bersama kita dan memenuhi harapan kita, Yesus Kristus, Mesias terjanji, kepenuhan Wahyu Ilahi telah rela menghampakan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba supaya kodrat manusia ikut menjadi Ilahi. 

Sebuah surat undangan melalui cakrawala penuh bintang bersinar terang dan nyanyian penghuni Kerajaan Surga mengguncang seluruh semesta. Para gembala dan peziarah mendapati undangan menuju Dia dan menyembah serta menyatukan suara bersama bala tentara Surgawi. Demikian pula kontekstual dengan manusia terutama manusia Kristiani sebagai peziarah yang menerima undangan untuk menuju “Betlehem.” Sebagai peziarah yang telah lama berharap dan meletakan harapan pada kedatangan sang Mesias sejati.

Peziarah Pengharapan

Tema Natal 2024 kali ini yaitu “Marilah Kita Pergi ke Betlehem,”(Luk 2: 13) adalah sebuah ajakan langsung untuk terjun dalam peziarahan mengikuti Bintang Timur menuju Dia. Respon atas penantian sumber harapan sejati yang kini terpenuhi dengan kehadiran Yesus. Bisikan hati yang mengarahkan untuk segera pergi menuju Sabda yang menjadi daging. Allah Putra telah manusia maka, kini para gembala dan orang – orang percaya yang meletakan harapan akan penantiannya telah bergegas untuk berjalan menuju bayi Yesus

Panggilan Sebagai Peziarah Pengharpan

Berkesinambungan juga dengan tahun Iubelium biasa, tahun 2025 yang menyongsong tema Peziarah Harapan / Peregrinantes in Spem, pengharapan tak pernah mengecewakan menuju “Betlehem.” Panggilan untuk berziarah bersama – sama / Syn – Hodos menjadi saksi lahirnya Mesias, memurnikan dari dosa, menuju rekonsiliasi, dan pembaharuan kehidupan rohani atau reformatio vitae. Semakin serupa dengan-Nya dan dengan semangat Injil bakti akan Allah, supaya semua maksud dan tujuan diarahkan agar orang lain ”membaca” Injil soal kehadiran Mesias yang sejati secara tidak langsung dari perbuatan, perkataan, dan tindakan kita sebagai peziarah harapan menjadi saksi kelahiran / kedatangan Yesus. 

https://www.iubilaeum2025.va/en/giubileo-2025/logo.html

Pepatah tua mengatakan, siapa hendak berjalan cepat maka berjalanlah sendiri, tetapi siapa hendak berjalan jauh hendaknya ia berjalan bersama. Panggilan untuk berjalan sebagai peziarah ini adalah perjalanan yang sungguh jauh menuju “Betlehem.” Oleh sebab itu, kita dipanggil sebagai peziarah harapan Gereja dalam kekuatan Bonum Commune. Berjalan dalam ikatan dan iman yang sama untuk mewujudkan nilai prioritas dalam Peradaban Kasih yaitu, kekatolik, kerasulan, kebangsaan, kerja sama, serta sinergi profesionalitas menciptakan pribadi yang cerdas, tangguh, misioner, dan peka zaman.

Kerinduan Akan Kristus

Adven minggu pertama mengajak kita untuk mengingat – ingat dan mencecap – cecap lagi makna dari masa Adven terutama saat pandemi Covid-19. Saat – saat khusus manusia berjuang dan berseru setiap saat kepada Allah. Manusia tiap hari harus selalu berhadapan dengan kenyataan dan ketegangan, mengisolasi diri di rumah bahkan hampir kehilangan harapan. Namun, paguyuban – paguyuban ikatan terutama ikatan Kristiani, Gereja terus mengusahakan untuk meletakan dan memelihara harapan akan kehidupan dan rahmat kesembuhan. 

Kondisi dunia kini seperti memasuki masa eskatologis di mana seluruh makhluk terancam kehidupannya karena sebuah virus yang membawa ketakutan dan tantangan. Namun, di tengah – tengah musibah ini, terdapat pesan tawaran akan harapan dan keselamatan. Manusia menjadi tak henti – hentinya merindukan Kristus melalui doa – doa mental dan spontan bercakap – cakap dengan Tuhan. Meskipun Tuhan telah mengetahui segalanya bahkan lebih dari yang manusia ketahui, Ia memilih untuk mendengarkan rintihan serta kerapuhan manusia, lalu mempersatukannya dengan sengsara dan wafat-Nya. Harapan lahir dari hal – hal kecil, iman sekecil biji sesawi pun mampu menyelamatkan seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline