Kerajaan Kutai
A) Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Hal itu terbukti dengan adanya kesanggupan pihak kerajaan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Kemampuan ini menunjukkan masyarakat Kutai bermata pencaharian sebagai peternak, terutama sapi. Mata pencaharian lainnya adalah bertani dan berdagang, mengingat letak Kutai yang berada di tepi Sungai Mahakam yang subur. Jalur lalu lintas perdagangan lokal saat itu diperkirakan sudah memanfaatkan jalur Sungai Mahakam. Bahkan, diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang internasional yang menggunakan jalur lalu lintas dari India, Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Makassar, dan terus ke Filipina atau ke Cina.
Sungai Mahakam yang digunakan sebagai lalu lintas perdagangan kerajaan kutai
B) Sistem Politik
Raja pertama dari Kerajaan Kutai adalah Raja Kundungga. Dari namanya jelas bukan nama Sanskerta, tetapi nama Indonesia asli. Kundungga diduga seorang kepala suku penduduk asli yang belum banyak terpengaruh budaya India. Namun, raja-raja yang berikutnya berbudaya India, dan memakai nama Sanskerta, yaitu Aswawarman dan Mulawarman.
Jadi, Raja Aswawarman adalah orang Indonesia asli yang telah menerima pengaruh Hindu, kemudian memeluk agama Hindu dan mendirikan dinasti/keluarga Kutai. Raja Kundungga tidak dianggap sebagai pendiri dinasti karena pengertian keluarga raja pada waktu itu terbatas kepada keluarga kerajaan yang telah menyerap kebudayaan India di dalam kehidupan sehari-harinya.
Raja Mulawarman telah dapat menciptakan stabilitas politik karena salah satu prasasti yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman adalah raja yang bijaksana, kuat, dan berkuasa. Selain itu, raja dapat menjalin hubungan yang baik dengan kaum brahmana, terbukti dari sikap Raja Mulawarman yang memberikan sedekah sebanyak 20.000 ekor sapi kepada para brahmana.
C) Sosial Budaya
Berdasarkan prasasti-prasasti yupa di Kutai telah berkembang suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil perpaduan antara unsur budaya India dan unsur budaya lokal. Hal ini dapat dilihat dari golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sanskerta dan dapat menulis huruf Pallawa, yaitu golongan brahmana.
Golongan lainnya adalah golongan ksatria yang terdiri dari kerabat Raja Mulawarman. Di luar kedua golongan brahmana dan ksatria, terdapat golongan lain yang pada umumnya adalah rakyat Kutai purba. Golongan itu merupakan penduduk setempat yang masih memegang teguh agama asli leluhur mereka.