Gadis manis yang berada di sebelah kanan, yang persis berada di depan Aymen Hussein, adalah anak gadis saya satu-satunya. Anak yang benar-benar kami tunggu. Anda sudah pasti tahu, apa yang akan dilakukan seorang ayah terhadap anak perempuannya, apalagi anak kesayangan satu-satunya.
Saya akan melakukan hal apapun ketika dia membutuhkan bantuan dari seorang sosok ayah. Jika dia meminta candi pun, akan saya bangun dalam satu malam, walau sayangnya anak zaman sekarang lebih memilih dibelikan kinderjoy dibandingkan candi.
Saya paham betul, jika saat ini ada seorang dewasa yang mengalami kegagalan dalam kehidupan apapun bentuknya. Bukan berarti orang tersebut tidak memiliki bakat, tidak memiliki spesialisasi khusus. Tapi bisa jadi, potensi dalam dirinya tidak mampu dikeluarkan lebih optimal dari yang seharusnya.
Lalu apa yang saya bisa lakukan sebagai orang tua?
Kami mencoba menggali potensi apa yang dimiliki dari anak kami. Kami tidak pernah memaksa hal apapun, jika memang dia tidak menyukainya. Yang kami lakukan adalah dengan cara memberikan opsi, membantu ia menentukan pilihan apa yang dia paling suka, dan potensi besar yang paling melekat dengan dirinya.
Jika ada yang sering mengikuti cerita Naya, yang beberapa kali juara dengan sepeda pushbikenya, atau cerita dia membangun channel Youtubenya. Hal itu adalah benar-benar murni dari pilihan dia dari opsi-opsi yang kami berikan sebelumnya.
Hal ini pula yang berlaku ketika saya menemukan sebuah pengumuman sayembara yang dilakukan Timnas Indonesia sebelum menjamu partai kualifikasi piala dunia melawan Irak dan Filipina. Timnas mencari sesosok anak Pendamping Garuda yang akan mendampingi seluruh tim yang akan bertanding. Caranya dengan mengirimkan video aksi si anak sesuai dengan brief yang ditentukan.
Soal buat video, mungkin masih mudah karena kita sendiri sudah familiar, dan Naya juga sudah sering tampil depan kamera. Tapi kali ini bukan soal bagaimana kualitas pengemasan video, tapi kita akan bersaing dengan ribuan anak Indonesia lainnya. Bukan hanya soal skill lagi yang dimunculkan, tapi juga soal keberuntungan si anak.
Saya tahu betul, panitia mungkin akan sangat kesulitan untuk melakukan scrolling dan scanning seluruh submission yang masuk, apalagi panitia pasti hanya memiliki waktu yang sangat singkat. Pilihan saya hanya membuat video yang lebih stand-out dan submit secepat mungkin agar tidak tertimbun di tengah ribuan submission lainnya.
Kalau bisa berada di deretan awal, karena apa? jurinya pasti belum mengalami kelelahan untuk melakukan kurasi. Hal ini juga yang terjadi di seluruh perlombaan, bahkan sampai blog competition pun terjadi hal yang serupa.