Minggu (11/09/2022) sekitar menjelang subuh, warga Ciledug Indah di RW 5 mendapatkan kiriman air, akibat derasnya hujan yang turun selama seharian penuh.
Tanggul Sungai yang mengaliri kawasan ini tak kunjung mendapatkan perbaikan permanen sejak awal tahun 2020.
Sebelum tanggul jebol, wilayah sekitarnya mampu menahan debit air sungai yang tinggi dan bisa bebas dari banjir selama bertahun-tahun walaupun hujan turun dengan intensitas yang tinggi.
Tanggul jebol yang belum diperbaiki secara permanen, membuat kebocoran yang cukup deras mengakibatkan rumah warga di satu RW terendam, setiap hujan deras. Ditambah dengan rumah warga yang juga mengalami kebocoran, karena terpaksa menjadi benteng terakhir akibat tanggul yang sudah tergerus banjir.
Menurut warga, belum ada jawaban yang pasti dari kelurahan Pedurenan, hingga Kecamatan Karang Tengah sampai pemerintah Kota Tangerang terkait solusi dari jebolnya tanggul sejak mengalami kebocoran.
Hal ini berkaitan dengan rencana penggusuran rumah warga yang berada di sekitar sungai, yang akan masuk dalam rencana normalisasi kali angke.
Namun kini keduanya berada dalam kondisi yang juga tidak jelas, rencana pembebasan lahan yang berlarut-larut sejak tahun 2014, membuat warga juga tidak mendapatkan jawaban yang pasti kapan proyek ini akan berlanjut.
Salah satu warga yang rumahnya dijadikan tanggul darurat, hanya pasrah dan was-was dengan kondisi tanggul yang terus mengalami kebocoran, dan terus menunggu kapan mereka akan bisa segera mendapatkan penggantian lahan dan pindah dari area tersebut.
Karena berdasarkan referensi yang saya baca, kewenangan ini jadi bagian dari pemerintah pusat karena termasuk proyek nasional, yang menambah semakin berlarut-larut.
Melihat kondisi tanggul yang sangat kritis, hanya tinggal menunggu waktu seberapa lama tanggul tersebut akan menahan aliran deras dari kali Angke tersebut.