Lihat ke Halaman Asli

Kevinalegion

TERVERIFIKASI

Full Time Family Man

Gerbang Tol Otomatis dan Kebiasaan Problematis Pengguna

Diperbarui: 26 Juli 2017   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang tol otomatis | Foto: ANTARA

Beritanya memang sudah cukup terlewat, tapi cukup menggembirakan, walaupun sebenarnya sudah sangat lamban sekali pergerakannya, tapi lebih baik terlambat tapi tidak sama sekali. Sebuah tajuk berita yang mengabarkan, mulai Oktober 2017 seluruh transaksi di tol Indonesia akan diubah sepenuhnya dengan pembayaran non tunai. Wah, wah, wah. Big Applause.

Ref: Transaksi Non-tunai di Seluruh Ruas Tol Berlaku Oktober 2017

Saya sendiri sudah berharap "pemaksaan"transaksi ini harusnya sudah bisa dilakukan bertahun-tahun sebelumnya, mengapa? Karena sistem ini jika tidak salah, sudah berjalan lebih dari 5 tahun. Masa iya perkembangannya begitu-gitu saja. Jika kita melihat Malaysia, kita pasti sudah sangat iri berat, mereka sudah memberlakukan semua transaksi tol non tunai bertahun-tahun lebih cepat dari Indonesia. Bahkan mereka juga sudah lebih terbiasa menggunakan gerbang e-toll pass -saya tidak tahu apa namanya di Malaysia-, yang di mana pengendara tidak perlu lagi tap kartu, masuk gerbang transaksi non tunai langsung berjalan tanpa membuka jendela sekalipun.

Bertahun-tahun permasalahan gerbang tiket pembayaran dari dulu juga tetap saja sama.. Sila tengok gerbang tol Karang Tengah, walaupun sekarang sudah ditiadakan, antrean macetnya hanya berpindah ke gerbang tol keluar masing-masing, atau mau melihat paling parah ya gerbang tol Cikarang, sebuah keajaiban jika melihat gerbang tol ini sepi dari antrean. Masalahnya masih sama, lebih banyak antrean di transaksi tunai, dan lucunya antreannya juga menutupi jalur non tunai, bahkan ada yang sampai nekat meminjam kartu non tunai ke pengendara di belakangnya.

Dahulu saya percaya ini hanya masalah adaptasi saja, mungkin hanya butuh waktu sekitar setahun untuk sosialisasi maka pengendara akan mulai beralih ke non tunai semua. Pada faktanya bertahun-tahun pengenalan dan segala macam sosialisasi, jumlah pembayaran tunai masih tetap saja mendominasi. Saya pikir "wah, ini sih langsung paksa saja, semua bayar NON TUNAI!"

Luapan penuh emosi ini menjadi debat singkat dengan si maminya di tengah syahdunya mengantre keluar dari tol, karena menurutnya tidak semua orang mengerti dengan transaksi non tunai, atau bahkan ada yang tidak mengerti cara mengisinya, lebih parahnya ada yang tidak memiliki rekening bank, karena salah satu cara yang paling mudah untuk mengisi kartu non tunai adalah dengan mengaksesnya melalui ATM. Saya mengiyakan. Tapi jika dipaksa, semua orang pasti akan mencari tahu bagaimana caranya dan mau enggak mau mereka akan "terpaksa"untuk menggunakan kartu non tunai sebagai satu-satunya alat transaksi di tol.

Saya selalu beranggapan, sebagian orang Indonesia ini memang sudah dibesarkan dengan cara yang manja, maunya semuanya serba enak. Terbukti ketika tiket Commuter Line dan Transjakarta diwajibkan non tunai, mau enggak mau semua pengguna wajib mempelajari bagaimana caranya. Regulasi di Indonesia memang paling cocok diterapkan full untuk sebuah kebijakan, jangan setengah-setengah. Kalau mau non tunai terapkan untuk semua, jangan ada yang tunai terus yang non tunai juga ada jalurnya, ya akhirnya semua tetap ingin membayar tunai karena berada di zona nyaman, dan memilih untuk tidak belajar menggunakan non tunai yang lebih efisien. 

Buktinya?

Lihat saja pengguna kereta Rangkasbitung, beberapa bulan kemarin baru berganti kebijakan ke kereta Commuter Line yang mengharuskan seluruh pengguna tidak lagi menggunakan tiket, tapi semua transaksi menggunakan kartu. Karena lebih terbiasa membeli tiket harian, mereka lebih rela antre panjang untuk juga membeli kartu harian, belum terbiasa. Padahal jika mereka beli langsung untuk satu minggu, mereka tidak perlu lagi menghabiskan waktu hanya untuk antre berjam-jam di depan mesin vending machinesetiap hari.

Antre pengguna rangkasbitung

Jika sudah dipaksa untuk menggunakan non tunai, pasti semua pengguna mau enggak mau akan mencari cara mana yang lebih efisien untuk mengisi kartu non tunai tersebut. Sudah alamiah, manusia akan mencari cara yang paling mudah, efisien dan tidak merepotkan. Selanjutnya hanya menunggu masa adaptasi.

Kembali soal Gerbang Tol Otomatis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline