Lihat ke Halaman Asli

Yuliana. Jfr

Manusia Biasa

Sepucuk Surat untuk Cinta

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



Seberapa lama kau menunggu?
Seberapa banyak kau bertanya?
Seberapa panjang jalan yang kau tempuh hanya untuk memimikirkan tentangku?

Aku mulai penat pada cinta
Bisakah kau beri sedikit madu agar terlihat manis?
aku menjadi lilin terbakar, lalu meleleh

Lagi-lagi kau bertanya pada tanya yang tak kuketahui
Jika gurun hanya gersang dan tandus tiada berkesudahan
Maka aku adalah pasir yang tak pernah disinggahi kucur air

Waktu mengikis pahit dalam diamku
Menahan perih pada tawa yang berbalut luka
Aku enyah dari bising kasih pendusta

Asa memintaku tidur barang sejenak
Menutup kata dan telah kutuliskan sepucuk surat untuk cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline