Lihat ke Halaman Asli

Saat Rumah Kos Menjadi Pesaing Hotel di Bali

Diperbarui: 17 Oktober 2015   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

                Fenomena Bali kelebihan jumlah hotel (kamar) yang mengakibatkan menurunnya tingkat hunian rata-rata hotel, tak menyurutkan niat para investor untuk terus berinvestasi di bidang akomodasi. Investasi di bidang akomodasi tetap tumbuh tiap tahunnya. Sementara pertumbuhan hotel yang terus meningkat menyebabkan sengitnya persaingan antar hotel dalam memperebutkan tamu, sehingga terdapat banyak keluhan banyak kalangan hotel karena menurunnya pendapatan rata-rata hotel dalam setahun. Ternyata hotel bukan saja mesti bersaing dengan hotel lainnya, tetapi juga mesti bersaing dengan bisnis vila pribadi yang disewakan, serta rumah kos yang disulap bak hotel. Bagaimana fenomena ini terjadi di pulau Bali?

                Bukan rahasia lagi jika rumah kos menjadi bisnis yang sangat menggiurkan di pulau dewata akibat banyaknya permintaan dari penduduk pendatang. Jenisnya beragam, dari rumah kos yang kumuh alias bedeng (semi permanen) hingga rumah kos elit yang sering disebut sebagai semi-apartemen. Tentu saja yang menjadi pesaing hotel adalah rumah-rumah kos elit yang memiliki fasilitas bak hotel berbintang.

                Contoh fasilitas yang dimiliki rumah kos elit ini, seperti : TV flat, AC, kamar mandi mewah lengkap dengan air panas, kitchen set, kolam renang bersama, fasilitas pembersihan kamar setiap hari (dilakukan oleh pembantu rumah tangga), lahan parkir mobil, fasilitas laundry, wifi, dan keamanan (satpam). Tak jarang rumah-rumah kos elit ini memiliki resepsionis, lengkap dengan counternya. Meskipun kualitas pelayanan tidak seperti di hotel-hotel berbintang, tapi dengan harga yang lebih rendah, para penghuni tidak mempermasalahkannya. Apalagi bagi mereka yang tinggal cukup lama di Bali, kehadiran rumah-rumah kos elit ini sangat membantu dalam menekan biaya tempat tinggal.

                Mengenai harga, terutama rumah-rumah kos di kawasan pariwisata, seperti : Nusa Dua, Legian, Seminyak, Sanur, dsb, rumah-rumah kos ini mematok harga yang hampir sama dengan harga sewa kamar hotel per malam. Contoh : di daerah sekitar Seminyak terdapat rumah kos dengan harga sewa Rp 400.000 semalam atau Rp 8.000.000 sebulan dengan fasilitas hampir sama dengan hotel. Harga tersebut setara dengan harga sewa kamar per malam di hotel bintang 2 atau 3 di lokasi yang sama,tetapi jika menginap sebulan, tentu di tempat kos elit jadi lebih murah. Bahkan ada sebuah kos elit baru di daerah yang sama mematok harga hingga Rp 600.000 per malam! Itu berarti sama dengan harga kamar di hotel bintang 4! Maka tak heran, rumah kos elit selalu penuh dipadati peminat dan tingkat huniannya mengalahkan hotel-hotel berbintang!

                Rumah-rumah kos elit tersebut dimiliki oleh penduduk lokal maupun investor dari luar pulau Bali, khususnya dari Jakarta. Sementara manajemennya ada yang dikelola sendiri ada juga yang diserahkan kepada pihak ketiga, atau karyawannya. Tentu saja pendapatan yang hampir sama dengan memiliki hotel, tanpa membayar pajak sebesar hotel berbintang, dengan biaya yang jauh lebih rendah dengan hotel-hotel resmi, bisnis ini sangat menggiurkan! Namun berbinis kos-kosan elit membutuhkan modal yang sangat besar, terutama dalam berinvestasi tanah/lahan karena harganya yang selangit…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline