Lihat ke Halaman Asli

Balada Opak Pecel Ramadhan

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

[caption id="attachment_129383" align="alignleft" width="300" caption="Opak Pecel"][/caption] Perubahan jam makan pada bulan Puasa membuat sebagian besar memunyai menu favorit. Jam makan yang tadinya sehari boleh makan sepuasnya, khusus Ramadhan ini, bagi umat muslim harus mengerem nafsu makan. Walaupun sebenarnya, puasa bukan hanya menahan nafsu makan, tapi juga nafsu-nafsu manusia lainnya.

Perubahan waktu makan ini, kebutuhannya untuk tubuh pun sedikit spesial, yaitu membatalkan puasa dengan kurma atau yang manis-manis sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Kemudian muncullah aneka ragam menu takjil yang menggiurkan. Belum lagi dengan jenis makanan yang hanya dibuat pada bulan suci umat muslim ini. Kalau saya, pada Ramadhanku yang paling saya tunggu bukanlah aneka takjil yang manis. Tapi, pecel yang pedas. Di desa saya, di daerah pantura, Kabupaten Kendal, dulu anak-anak di sini sangat menyukai perpaduan makanan ini, opak dengan pecel di atasnya.

Pecel, tentu masyarakat Indonesia sudah sangat mengenalnya. Ya, aneka sayuran yang diberi bumbu kacang sangat menggoda siapa saja yang berselera pedas. Pecel tersebut diletakkan di atas opak, bentuknya pipih bulat terbuat dari singkong. Di pasar tradisional di daerah Kendal masih banyak, tapi kalau di Solo tempat saya berdomisili sekarang cukup susah mendapatkannya.

Pada saat itu, anak-anak di desa saya ini, usai berbuka puasa di rumah langsung menyerbu ke penjual makanan kecil yang hanya berjualan pada bulan Puasa. Harganya cukup murah, sekitar Rp 100 sudah dapat opak plus pecel. Sambil bermain petak umpet atau bercanda dengan teman yang lain, saya dan kawan-kawan menikmati kuliner mak nyuss tersebut sembari menunggu waktu salat tarawih tiba. Soal rasa, pedagang satu dengan yang lain pasti berbeda. Tapi sensasinya tetap sama.

Namun, zaman sudah berganti, anak-anak sekarang lebih suka makan aneka snack pabrikan yang kesehatannya belum terjamin.Sesuai hukum pasar pula, karena permintaan yang anjlok ini, penjual opak pecel sudah mengganti menu pada bulan Puasa. Walau demikian, masih ada pedagang makanan yang menjualnya pada bulan puasa.

Kerinduan saya pada opak pecel ini pun pupus pada Ramadhan kali ini. Karena sering jajan sembarang, organ pencernaan saya terserang penyakit. Saya harus menghentikan makan pedas dan pantangan lain agar penyakit tipus yang sedang saya derita segera sembuh. Sampai jumpa Ramadhan tahun depan opak pecel… [Telkomsel Ramadhanku]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline