Lihat ke Halaman Asli

Karena-Mu Ku Tinggalkan Pekerjaan Itu

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beberapa minggu yang lalu aku mengunjungi rumah mama. Sejak menikah aku tidak lagi tinggal  serumah dengan keluargaku dengan alasan ingin membina rumah tangga yang mandiri. Kunjunganku itu sekedar ingin tahu kabar keluargaku.

Sampai  di  rumah  aku  melihat  adik perempuanku sedang menonton tv. Tidak biasanya  adikku  ini ada di rumah di hari sabtu. Biasanya dia masuk kerja. Aku  langsung  teringat  sesuatu, jangan-jangan masa kontrak kerjanya sudah habis. Aku lalu mencoba bertanya pada Neng – panggilanku kepadanya.

“Neng, tumben ada di rumah, gak kerja?”
“Gak.” Jawabnya singkat.
“Sudah habis kontraknya.” Tiba-tiba mama berkata dari kamarnya.

Aku  hanya manggut-manggut saja mendengar berita itu. Ada rasa iba terhadap adik perempuan yang paling dekat denganku itu.

Ba’da  dzuhur  aku  pamit  pulang karena istriku tinggal sendirian di rumah ditambah  lagi sudah waktunya makan siang dan aku janji untuk membelikannya makan  siang. Sengaja aku tidak  menyuruhnya memasak mengingat begitu banyak pekerjaan rumah yang dia kerjakan dari pagi hari.

Sampai  malam  aku  masih  memikirkan  keadaan  Neng - panggilanku kepadanya.  Aku harus memberikan semangat  kepadanya  agar dia tidak berputus asa menghadapi ujian ini. Lalu aku ambil hp ku dan mengirimkan sms kepada.

Yang semangat yang Neng
Rezeki Allah itu luas. Insya Allah
Neng akan diberikan pengganti
Yang lebih baik. AA selalu mendoakan
Neng di setiap sujud AA. I love u sister.

Tidak beberapa lama smsku itu dibalas olehnya.

Terima kasih A. Sebenarnya kontrak
Kerja Neng diperpanjang. Namun
Karena sebuah alasan Neng tidak
Mau melanjutkan pekerjaan itu.
Sebenarnya Neng merasa kehilanagan
AA setelah Neng hidup bareng AA selama
25 tahun. Tapi Neng ikut bahagia
Jika sekarang AA hidup bahagia
Sama istri AA. I love u too bro.

Terharu  aku  membaca sms Neng. Ada kalimat yang menjadi bahan pikiran aku. Sebuah  alasan mengapa Neng tidak mau melanjutkan kontrak kerjanya di salah satu bank konvensional milik pemerintah itu. Padahal penghasilan bulanannya lumayan besar.

Kemudian  aku teringat curhatan Neng mengenai pekerjaannya itu. Neng pernah cerita  bahwa  dia  setengah  hati  menjalankan pekerjaannya. Sebagai salah seorang  marketing  sales  untuk  kartu kredit di bank tersebut Neng merasa berdosa.  Setiap hari dia harus mencari nasabah dan menawarkan kartu kredit kepada  mereka,  dan  itu  di  target.  Dia mengerti bahwa pekerjaannya itu berbau  riba  dan itu yang mnjadi ganjalan di hatinya. Dia pernah bercerita bahwa  gaji  bulanannya  itu sering habis tidak karuan. Mungkin karena gaji yang  diterimanya  ini  dari hasil praktek riba yang dia kerjakan pada bank
tersebut.  Dia  merasa  berdosa  karena  setiap  hari  mengajak orang untuk melakukan praktek riba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline